Minggu, 08 Februari 2009

RELAWAN BSMI JADI KORBAN PENIPUAN TARIF DI MESIR

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Relawan Indonesia Jadi Korban Tarif di Mesir
Sriwijaya Post - 31/1/2009 14:33 WIB

KAIRO, SABTU — Para relawan Indonesia yang melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan maupun wartawan yang meliput krisis di Jalur Gaza, Palestina, mulai merasakan dampak nakalnya para sopir taksi di Rafah, Mesir. Para relawan dan wartawan Indonesia ini biasa terlibat mobilitas kerja dengan sarana transportasi di yakni Rafah, kini menjadi pusat kesibukan antarbangsa itu.

Wartawan ANTARA, Sabtu (31/1) dinihari, melaporkan, sejumlah relawan dan wartawan Indonesia mengeluhkan bahwa mereka menjadi korban sopir taksi yang belakangan sering ngemplang harga terhadap warga asing yang berkegiatan di Kairo, El-Arish dan Rafah, perbatasan Mesir-Jalur Gaza.

"Biasanya tarif dari El-Arish ke Kairo hanya 200 atau 250-an ’pound’ (poundsterling Mesir), masa hari ini kami diminta bayar tarif 450 ’pound’," kata dr Basuki Supartono dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), yang pada Jumat (30/1) siang waktu setempat pulang dari Jalur Gaza menuju Kairo.

Kurs 1 "pound" Mesir saat ini berkisar Rp 2.000 hingga Rp 3.000. BSMI adalah salah satu organisasi kemanusiaan yang pada pekan ini kembali mengirimkan relawannya masuk ke Jalur Gaza untuk membantu menangani warga Palestina yang mengalami korban luka di Gaza akibat serangan Israel.

Supartono mengemukakan, setelah sempat bersitegang dengan sopir taksi karena masalah tarif yang membengkak dua kali lipat dari harga umum itu, dirinya terpaksa mengancam untuk membawa kasus itu kepada polisi Mesir. "Setelah saya sampaikan agar lebih baik persoalan itu diselesaikan di kepolisian, ternyata sopir itu takut dan akhirnya minta dibayar harga normal 200 ’pound’," katanya.

Jika Basuki Supartono berhasil lolos dari jerat kemplangan sopir Mesir maka nasib lebih buruk dialami Ir Bedi Abed Abdad, anggota tim teknik dari organisasi relawan Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C) Indonesia. Ketika naik dari Wisma Nusantara—sebuah gedung yang dikelola mahasiswa Indonesia di Kairo dan terletak di pinggiran kota—untuk menuju ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Abdad dipaksa membanyar 50 "pound" dari tarif biasanya yang hanya 20 "pound" dan paling mahal 25 "pound".

"Awalnya harganya sudah disepakati 30 ’pound’, tapi setelah sampai di depan KBRI Kairo, dia (sopir) minta harga 50 ’pound’. Sopir itu tidak mau membuka bagasi sebelum dibayar 50 ’pound’. Itu jelas sudah kelewatan, dugaan saya mereka mulai melihat peluang mendulang rezeki dengan banyaknya kehadiran orang asing yang belum punya gambaran mengenai tarif kendaraan," katanya.

Pengalaman sama juga dialami wartawan Indonesia Firtra Ratory yang bekerja di TV One, yang bahkan membayar hingga lebih dari tiga kali lipat. "Beberapa kali naik taksi dari Kairo-El Arish-Rafah, tarifnya selalu beda-beda," katanya.
Menurut Syamsul dan Fathur, dua staf lokal di KBRI Kairo, cara tidak jujur dari sopir taksi di Mesir itu sering dilakukan kepada warga asing dengan memanfaatkan persoalan bahasa. "Karena (relawan dan wartawan Indonesia) banyak yang tidak paham bahasa Arab, mereka memanfaatkan untuk ngemplang tarif," katanya.

Untuk itu, keduanya meminta agar para relawan dan wartawan Indonesia meminta informasi terlebih dahulu mengenai gambaran harga pada lokasi-lokasi yang hendak dituju. "Setidaknya, akibat kasus-kasus itu semestinya bisa menjadi rujukan bagi tim-tim lainnya yang akan mengemban misi ke Jalur Gaza dan harus melalui pintu masuk Mesir ini," katanya.

sumber : antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIDEO BSMI DI BANJIR BOJONEGORO 2009 (1)

VIDEO BSMI DI BANJIR BOJONEGORO 2009 (2)

PEDULI BANJIR BOJONEGORO

PEDULI BANJIR BOJONEGORO

PEDULI BANJIR BOJONEGORO 2

PEDULI BANJIR BOJONEGORO 2

BSMI JUGA PEDULI BANJIR PASURUAN JANUARI 2009

BSMI JUGA PEDULI BANJIR PASURUAN JANUARI 2009
SALURKAN BANTUAN MELALUI REKENING BSMI Bank Muamalat Indonesia: 701 005 2115 (an. Bulan Sabit Merah Indonesia). BSMI KIRIM TIM MEDIS UNTUK KORBAN BANJIR PASURUAN 29 JANUARI 2009

BSMI SURABAYA PEDULI PALESTINA

BSMI SURABAYA PEDULI PALESTINA

BSMI Berangkat ke Gaza

Get the Flash Player to see this player.
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Kamis (1/1) mengirimkan tim medis, dana kemanusiaan dan obat-obatan ke Palestina.

BSMI sendiri mengirimkan 2 dokter ahli ke Palestina, yang bertugas membantu korban sipil Palestina yang mengalami luka-luka akibat serangan biadab Israel.

Ketua Umum BSMI dr. Basuki Supartono menyatakan, tim BSMI berangkat ke Palestina merupakan delegasi dari pemerintah.

Tim BSMI akan membawa dana kemanusian, obat-obatan vitas seperti antibiotik, anti tetanus, antinyeri dan obat ortopedi untuk trauma perang. Obat-obatan itu untuk kondisi darurat.

Selain itu dr. Basuki menyatakan, pihaknya telah mengumpulkan dana kemanusian sebanyak Rp 350  juta. Dana itu akan langsung diserahkan kepada korban warga Palestina ataupun untuk keperluan medis.

| Rep/Kam: Alam | Penulis: Syarif | VO:Maya | Editor Video:Uche |

DERITA KEMANUSIAAN DI PALESTINA 2009

BSMI DI SELURUH INDONESIA

Blokade Ekonomi di Gaza 2006-2008

DERITA RAKYAT GAZA AKIBAT BLOKADE ISRAEL

Tahun 2006 : Pangabdian Tim BSMI Ke Lebanon

Tahun 2006 : Pengabdian Tim BSMI ke Lebanon (2)

Tahun 2006 : Pengabdian Tim BSMI ke Lebanon (3-Habis)