Jumat, 18 Desember 2009

SAMBUT AWAL TAHUN BARU ISLAM DENGAN JIWA SEHAT BERSAMA BULAN SABIT MERAH INDONESIA SURABAYA

Sabtu (19/12), menyambut tahun baru Islam 1430 H dan tahun baru 2010 M Bulan Sabit Merah Indonesia Surabaya mempunyai serangkaian kegiatan untuk masyarakat surabaya yang semuanya dilaksanakan di 3 tempat yang berbeda, diantaranya :
1. Pelatihan Kegawatdaruratan. Pelatihan ini bernama PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) yaitu memberikan pertolongan pertama sebelum dilakukan tindakan selanjutnya. Kegiatan PPGD kali ini diikuti oleh para guru yang berada di Kota Surabaya dan sekitarnya yang berjumlah 50 orang. Keikutsertaan peserta dari guru tersebut bukan tanpa alasan, kegiatan ini dimaksudkan agar sekiranya terjadi suatu insiden atau kecelakaan yang terjadi dilingkungan sekolah maka seorang guru tersebut mampu dan bisa memberikan pertolongan dengan cepat dan benar sesuai standart kesehatan. Pelatihan PPGD dilaksanakan di Aula SD Al Hikmah jl. Gayungan IV/25 Surabaya
2. Road Show Remaja Peduli AIDS. Kegiatan road show remaja peduli AIDS dilaksanakan oleh Bulan Sabit Merah Remaja yang merupakan binaan dari Bulan Sabit Merah Indonesia. Kegiatan road show remaja peduli AIDS kali ini berada di SMK Satya Widya Surabaya di jl. Menur Surabaya. Road show remaja peduli AIDS oleh BSMR dikemas dalam bentuk penyuluhan akan bahayanya AIDS terutama dikalangan remaja.
3. Bakti Sosial. BSMI bekerjasama dengan Alumi SMP Negeri 1 Surabaya mengadakan kegiatan bakti sosial berupa layanan kesehatan bagi guru-guru SMP Negeri 1 Surabaya. Kegiatan yang diberi nama GURUKU SEHAT akan berlangsung di SMP Negeri 1 Surabaya.

Kamis, 19 November 2009

BSMI JUGA TURUN KE GEMPA BIMA


BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN


Bima

Tim Medis Bulan Sabit Merah Indonesia yang berada di Bima NTB untuk membantu korban gempa mendapat perhatian warga setempat. Setelah mengadakan pelayanan kesehatan Kelurahan Kolo Bima, permintaan di sejumlah tempat di Bima juga ingin diadakan pelayanan kesehatan oleh BSMI. Salah satunya adalah di desa Nunggi Kecamatan Wera Bima yang berlokasi 60 km dari Kota Bima.

Tim medis BSMI yang beranggotakan 1 dokter, 1 perawat dan 1 apoteker menuju lokasi tepat pukul 18.00 WITA Kamis (12/11). Terhitung 6 pasien diberikan pengobatan oleh tim medis dengan berbagai gangguan kesehatan. Diantaranya Lilik (35 th), Zubaidah (50), Siti Syamsiah (60), Hj Siti Hawa (80), Hj Hadijah (80) dan Muhamad (65). Tim Medis menemukan kasus yang berlainan pada para pasien. Penyakit gangguan maag, gangguan telinga dan kesulitan tidur akibat masih trauma dengan terjadinya gempa yang menimpa mereka.

Untuk membantu para korban gempa di Bima NTB, BSMI menerima sumbangan donasi melalui Bank Syariah Mandiri (BSM) a.n. Bulan Sabit Merah Indonesia, no. rek. 02.000.385.69 (dian)

Jumat, 02 Oktober 2009

BSMI Terjunkan Tim Medis dan Dapur Umum di Pangalengan

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

BSMI Terjunkan Tim Medis dan Dapur Umum di Pangalengan

(Jakarta) Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) telah menerjunkan 100 tim medis, 3 mobil ambulans, 1 mobil dapur umum, 2 mobil sehat keliling, sebuah mobil logistik dan penjelajah untuk mengirimkan bantuan ke 5 daerah lokasi gempa bumi Jawa Barat. Bantuan itu dengan mengerahkan tim untuk membentuk posko kesehatan BSMI dari cabang-cabang BSMI di Jawa Barat, yakni Bandung, Garut, Ciamis, Cianjur dan Sukabumi. Pelayanan kesehatan di posko BSMI telah melayani sebanyak 3000 pasien. Menurut Ketua Tim Penanggulangan Bencana BSMI Muhammad Rudi di Pangalengan Kab Bandung, sampai saat ini timnya terus memberikan bantuan sosial dan kesehatan di tenda-tenda darurat di Pesanggrahan, Cimeunyan, Margamulya, Sukamandi, Margamekar dan Margaluyu. “Kami telah menyalurkan 200 paket bingkisan sembako, 150 selimut dan pakaian layak pakai, 380 paket makanan bayi dan biskuit. Menurut data yang kami peroleh, sebanyak 11 korban jiwa yang meninggal, puluhan orang mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan sekitar 2000-an rumah hancur berat akibat gempa tersebar di 13 desa,” imbuh Rudi ketika di hubungi melalui layanan ponsel, Kamis (10/9).

Sebanyak hampir 1000 orang baik dewasa, anak-anak dan bayi telah diperiksa kesehatannya oleh dokter BSMI, dr. Gunawan dan dr. Sophian di Pangalengan. Dokter-dokter BSMI yang bekerja sama degan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pengungsi di RW 4 Desa Pesanggarahan, Senin (7/9). Pelayanan Kesehatan Keliling dengan Mobil Khusus juga dilakukan BSMI dan mengunjungi 21 titik pusat pengungsi serta desa yang kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan akibat gempa termasuk lokasi yang terisolir. Sebanyak 49% menderita ISPA, 21% gasitris dan 14% malgia. Selain itu, BSMI membuka layanan konseling dan trauma healing bagi 150 korban yang dipimpin oleh dr. Fuady Yatim SpKJ (Psikiater). Sementara itu, tim logistik BSMI telah membangun sarana 2 unit MCK dan pengadaan sumur air bersih di RW 4 desa Sidomukti Pangalengan dan 2 unit di Tasikmalaya yang akan digunakan oleh para pengungsi. BSMI juga turut membantu memberikan bantuan paket sarana ibadah masjid yang rusak.

Untuk lebih berbagi kebahagiaan dan keceriaan kepada para pengungsi di tenda-tenda darurat, BSMI juga telah menyelenggarakan acara “Buka Puasa Bersama 2000 Pengungsi” di Pangangalengan dan di Tasikmalaya. Acara yang di gelar di Lapangan GOR Pangalengan Sabtu (5/9) dan Lapangan Kecamatan Cigalontang Ahad (6/9) mendapat sambutan cukup antusias dari para pengungsi. Hingga hari ke sembilan, tim dapur umum BSMI sudah membagikan 1800 paket nasi bungkus kepada para pengungsi. (bsmi)

BSMI MASIH PEDULI GEMPA JABAR


BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN



Jawa Barat

Tim Penangulangan Bencana Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) telah memberikan bantuan ke sejumlah daerah yang terkena gempa bumi di Jawa Barat. Pengiriman bantuan ini merupakan bentuk partisipasi BSMI yang tanggap tehadap permasalahan social seperti musibah gempa bumi.

Musibah ini sudah menelan puluhan korban jiwa dan ratusan orang luka-luka terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan. Sedangkan ribuan orang mengungsi di tenda-tenda darurat menyusul rumah mereka rusak berat akibat gempa.

Menurut Ketua Tim Penanggulangan Bencana BSMI Muhammad Rudi yang berada di Desa Pesanggarahan Kec. Pangalengan Kab. Bandung, timnya usah berada dilokasi dengan dokter ahli. “Sampai saat ini, dr. Gunawan (BSMI) telah menggelar pengobatan gratis yang diikuti oleh hampir seratus pengungsi di Pesanggrahan. Sebagian besar mereka mengeluhkan kesehatanya seperti batuk, flu dan demam,” imbuh M. Rudi melalui sambungan telepon jarak jauh.

Rudi menambahkan bahwa timnya akan terus memantau perkembangan para pengungsi dengan memberikan tambahan tenda-tenda daruat. Selain itu, BSMI akan berupaya menambah penyaluran bahan-bahan makanan dan obat-obatan.

Sementara itu di Tasikmalaya, Tim BSMI telah meyalurkan sejumlah bantuan di daerah Pameungpek dan Cikelet. Para pengungsi di tenda-tenda darurat menyambut antusias kedatangan mobil sehat BSMI dan beberapa tim medis. “Hari ini tim dokter BSMI yang dipimpin oleh dr. Husen memeriksa kondisi para pengungsi yang sebagian besar dari usia lanjut dan anak-anak,” kata Reni Nuraini, Koordinator Tanggap Bencana Priangan Timur.

Setelah di daerah tersebut, lanjut Reni, esoknya tim BSMI akan bergerak menuju daerah Cigalontong yang menurut pejabat dinkes setempat belum terjamah oleh lembaga sosial baik pemerintah atau swasta. “ Hanya para pejabat deerah setempat saja yang baru meninjau lokasi dan para pengungsi, bahkan dilaporkan Bapak Menhub sudah ada disana. Mudahan kami bisa sampai kesana tepat waktu menolong para korban,” harap Reni.

Sedangkan di Sukabumi, BSMI meluncurkan mobil dapur umum yang akan menyediakan nasi bungkus bagi para pengungsi. Menurut dr. Sophian, ketua BSMI Cab Kota Sukabumi, selain obat-obatan, tim BSMI juga memberikan penanganan medis bagi para korban. (dian)

Minggu, 16 Agustus 2009

Ramadhan Bersama BSMI

SEMARAK RAMADHAN HEALTH & CARE BERSAMA BULAN SABIT MERAH INDONESIA (BSMI) SURABAYA

Surabaya- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya kini bersiap melayani masyarakat di bulan Ramadhan. Kali ini, aneka program kemanusiaan disiapkan dengan mengusung tema, Ramadhan Sehat dan Peduli, atau Ramadhan Health and Care. Kegiatan diawali dengan pengobatan masal jelang Ramadhan. Kemudian disusul dengan buka puasa bersama plus penyuluhan kesehatan kepada warga dhuafa di sekitar klinik sosial BSMI. Target peserta buka puasa yang disertai pendidikan kesehatan ini sekitar 400 warga yang tersebar di 7 klinik BSMI.

Selain itu, kegiatan donor darah peduli juga digelar di bulan Ramadhan 1430. Ditambah dengan tabligh akbar peduli palestina, yang akan dilaksanakan pada 6 September 2009 di Masjid Al Falah Surabaya. BSMI Surabaya juga akan menggelar talkshow kesehatan di radio, diantaranya RRI pro 2 FM Surabaya setiap hari Ahad menjelang berbuka dan Trijaya FM Surabaya setiap hari Senin-Jum'at Pukul 14.00 - 15.00. Narasumber yang dihadirkan BSMI akan mengupas hikmah puasa dan kesehatan ,serta problematika kesehatan di bulan puasa.

BSMI Surabaya juga menerima donasi dan infaq dari masyarakat dan lembaga selama Ramadhan.Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank Muamalat Indonesia Cabang Surabaya, dengan nomor rekening 701 005 2115 (dengan atas nama Bulan Sabit Merah Indonesia).Atau bisa melalui rekening BCA KCP KERTAJAYA INDAH No 464 137 5513 (dengan atas nama Ilham Kurniawan)

Saat ini, Bulan Sabit Merah Indonesia telah membuka layanan kesehatan murah (klinik sosial) di 7 titik. Dalam setahun terakhir (2008-2009) telah melayani 40.000 kunjungan pasien, yang mayoritasnya berpenghasilan menengah ke bawah bahkan tidak mampu. Klinik sosial tersebut berada di daerah Kalidami (Gubeng), Demak Timur (Bubutan), Jatisari (Waru), Randu (Kenjeran), Medokan Semampir (Sukolilo), Gadukan (Krembangan), dan Asem Raya (Asemrowo).

Selain klinik sosial, BSMI juga hadir dalam layanan khitanan masal, yang sejak tahun 2003 hingga Juli 2009, telah melayani 3200 anak dengan bekerjasama dengan lembaga, sekolah, kampus, masjid dan perusahaan. Pengobatan masal umum, gigi dan spesialis juga telah diadakan sepanjang 2003-2009 dengan menjangkau lebih dari 20.000 orang.Selain itu, BSMI juga menggelar progam pendidikan dan pelatihan kesehatan untuk relawan kemanusiaan, pelajar SMP dan SMA serta masyarakat umum. Berbagai kegiatan diatas, insya allah akan terus dikembangkan seiring dengan dukungan dan partisipasi dari masyarakat, termasuk donatur, lembaga mitra dan relawan.

Bersahabat Sampai Ke Pedalaman

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Ponorogo – Jauh sekali dan terpencil. Itu kesan ketika tim Aksi Kesehatan Indonesia (AKSI) YDSF-BSMI tiba di kecamatan Ngrayun, yang terletak di perbatasan Ponorogo-Pacitan. Setelah menempuh perjalanan 3 jam menembus gunung Wilis, tim yang terdiri dari 2 dokter, 3 paramedis dan 2 relawan ini mengadakan bakti sosial terpadu. Rangkaian acaranya meliputi pengobatan umum, pemberian makanan tambahan untuk balita, dan penyuluhan kesehatan pada selasa, 10 Maret lalu.
“Warga menyambut kami dengan antusias, haru dan senang” ujar dr.Syaiful Anwar, ketua tim medis BSMI yang hadir dalam AKSI kali ini. Tercatat 286 warga yang berobat di sana. Sementara itu dokter Dinas Yudha memberikan penyuluhan tentang demam berdarah. Sebanyak 200 anak dan balita mendapatkan intervensi gizi berupa paket makanan tambahan.
Acara yang berlangsung rutin hasil kerjasama YDSF dan BSMI ini berlangsung dari pagi sampai sore. Menjelang pulang, beberapa warga memberi cindera mata hasil bumi kepada tim AKSI, yakni oleh-oleh berupa buah-buahan dan bahan makanan. Inilah salah satu bentuk pelayanan yang penuh persabatan, bahkan hingga sampai ke pelosok pedalaman. (aria)

Warga Gaza Sahabat Kita Semua

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN


Surabaya – Setelah menginjakkan kaki di kantor imigrasi milik Palestina, di perbatasan Rafah-Gaza, dokter Sahudi disambut begitu hangat oleh petugas. Disana, Sahudi dan rombongan relawan kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) oleh aparat Gaza diperlakukan bak tamu agung.”Ramah dan hangat, bahkan semua urusan seperti surat administrasi, perjalanan dan rencana pemberian bantuan, semuanya dibantu oleh mereka”, ujar dr.Sahudi, Sp.B (K)-KL kepada para donatur dan perwakilan instansi yang hadir di Forum Peduli Kemanusiaan BSMI Surabaya, Sabtu (7/3) di Aula Bapelkes Bendul Merisi.
Sahudi menambahkan, walaupun tanah mereka dilanda perang akibat penjajahan Israel, tak membuat warga Gaza untuk berhenti nada dan aura keramahan. “Kami disambut dengan baik oleh dokter-dokter di rumah sakit Asy Syifa, bahkan oleh warga biasa sering bertegur sapa dan berbalas pertanyaan” terang Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan BSMI Surabaya ini dihadapan 50 utusan takmir masjid, ormas, yayasan, sekolah dan donatur BSMI Surabaya.
Karena itu, ketika akan meninggalkan gaza karena diancam oleh Mesir dan Israel untuk segera keluar dari perbatasan rafah, rombongan BSMI serasa sedih belum bisa banyak berbuat. “Kami membawa tugas menyampaikan kabar dan salam dari mereka, warga Palestina kepada kita di sini, Indonesia, tentang bagaimana keadaan sebenarnya di negeri yang telah dilanda perang Al Furqon selama 22 hari di awal 2009 lalu” ujarnya.
Menyampaikan salam dari anak-anak, wanita, dan juga warga Gaza pada umumnya menjadi tugas tambahan relawan BSMI yang telah kembali ke tanah air dari Gaza. Dokter Sahudi adalah salah satu dokter BSMI Surabaya yang dikirim ke Gaza, bersama 10 delegasi lainnya dari seluruh Indonesia. Sahudi termasuk rombongan tahap dua, disamping ada delegasi tahap pertama dan tahap ketiga. Kini, mereka telah berkeliling di beberapa kota seperti Madiun, Tegal, Kediri, dan Yogyakarta untuk melaporkan realisasi bantuan BSMI di Palestina, dan juga menyampaikan salam dari rakyat Gaza.
“Mereka berterima kasih atas bantuan dan dukungan termasuk dana, dan liputan media yang memihak Palestina “ ujar Sahudi. Seolah-olah hubungan rakyat Gaza dan Indonesia, termasuk Surabaya begitu dekat laksana sahabat. Karena itu dukungan solidaritas kita kepada mereka harus terus ditingkatkan baik berupa penggalangan dana maupun sosilisasi. Gaza begitu dekat dengan Surabaya. Di Forum Peduli Kemanusiaan ini, BSMI juga memberi layanan pemeriksaan kesehatan, konsultasi dan bursa merchandise. (aria)

Sosialisasi Realisasi Bantuan Palestina di Masjid Al Akbar Surabaya

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Surabaya- Bulan Sabit Merah Indonesia juga lalukan sosialisasi realisasi bantuan untuk Palestina di Masjid Al Akbar, Ahad (15/3). 300 peserta dari perwakilan masjid se Surabaya antusias mendengarkan penjelasan dokter Sahudi. Kondisi pasca perang di Gaza menjadi bahan cerita Sahudi kepada jamaah Kajian Dhuha Masjid Al Akbar. Selain itu, dokter BSMI ini juga melaporkan perjalanan relawan BSMI dalam memberi bantuan di Palestina. Acara sosialisasi peduli Palestina ini akan terus digencarkan di berbagai tempat di Surabaya.

Layanan Khitanan Masal Juga Menjangkau Kertosono

Khitan Masal Juga Ada di Kertosono



Nganjuk – Semarak layanan khitan masal BSMI Surabaya semakin meluas. Di Kertosono Kabupaten Nganjuk, tim medis BSMI Surabaya mengkhitan 35 anak. Lima orang dokter dan sepuluh paramedis berangkat dari Surabaya menuju lokasi sunat masal di Kertosono pada Senin (8/3). Menurut Ketua Bidang SDM, dr Faried Himawan, layanan khitan masal BSMI tidak hanya menjangkau di Kota Surabaya saja, tapi juga di kabupaten-kota di Jawa Timur.

“Hari ini kami mengkhitan 35 anak usia TK dan SD di Nganjuk”, ujarnya disela-sela pelepasan tim medis BSMI. Sementara itu, peserta khitan tampak senang dengan diadakannya khitan masal ini. Selain gratis, mereka juga mendapat bingkisan seperti baju dan kenang-kenangan. “Pelaksanaan khitan yang rutin diadakan ini adalah berkat kerjasama donatur dan BSMI” kata Faried yang juga dokter LKM BSMI di Randu Surabaya. (aria)

SEMARAK LAYANAN KHITAN MASAL BSMI SURABAYA


BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Surabaya – Bebaris rapi dengan kemeja takwa warna biru, Dani menyalami tamu undangan, mulai dari camat Krembangan, direktur Hotel Antariksa, alim ulama, dan juga asisten walikota Surabaya. Tak ada raut muka sedih keluar dari benak wajah polosnya. Sesekali, Dani dan kawan-kawan sebayanya melirik panggung yang dihiasi ornament dan hiasan bertulisakan Khitanan Masal. Ya, Dani, hari itu, Ahad 8 Maret 2009, hendak mengikuti ritual penting bagi masa depannya. Yakni acara sunat atau khitan masal yang digelar Hotel Antariksa bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan masyarakat Gadukan Krembangan Surabaya.

Seolah menunggu giliran dipanggil, dia berharap sunatan kali ini tidak membawa efek sakit, menyeramkan, dan menakutkan. Al hasil, iming-iming hadiah pasca khitan, seperti uang saku, tas sekolah dan cindera mata bisa membius Dani dan 80 anak lainnya dalam antrian sunat masal pagi itu.

Ritual sunat atau khitan sangat penting. Menurut Ketua tim medis khitan masal Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya, dr Syaiful Anwar, selain diwajibkan oleh agama, khitan juga bermanfaat dalam kaca mata kesehatan. Selain kebersihan alat ekskresi, khitan dapat mencegah berbagai penyakit yang dapat menjangkiti alat kelamin pria. “Maka sejak kecil, hari ini mereka dikhitan supaya dapat cegah penyakit sejak dini” ujar lulusan FK Unair ini di sela-sela prosesi sunat terhadap Dani bocah kelas 3 SD ini.

Satu persatu teman-teman Dani keluar dari kamar-kamar hotel. Bukan selesai menginap disana lho, tetapi kamar-kamar tersebut disediakan oleh Hotel Antariksa untuk menjadi tempat khitan masal. 17 kamar berisi 17 tim dokter dan 20 paramedis BSMI Surabaya memeriksa dan mengkhitan mereka. Menarik memang, hotel dijadikan tempat 81 anak yang kebanyakan siswa TK dan SD ini dikhitan. Dan ini bukan yang pertama, tiap tahun panitia memberi layanan sunat gratis sebagai wujud kepedulian kepada sesama. Dan pada tahun 2009 ini bertepatan dengan peringatan maulid Nabi.

BSMI Surabaya sendiri, telah memberi layanan khitan kepada lebih dari 3000 anak se Jawa Timur. ”Ini sudah dilakukan sejak BSMI Surabaya berdiri tahun 2003 sampai sekarang” ujar Ketua BSMI Surabaya, dr Arief Basuki, Sp.An.Selain yang bersifat masal, lanjut Arief, Layanan khitan sosial, juga diberikan di sembilan layanan kesehatan masyarakat yang dikelola BSMI di Surabaya dan sekitarnya. (aria)

BSMI Surabaya Gelar Aneka Program Ramadhan Health & Care

SEMARAK RAMADHAN HEALTH & CARE BERSAMA BULAN SABIT MERAH INDONESIA (BSMI) SURABAYA

Surabaya- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya kini bersiap melayani masyarakat di bulan Ramadhan. Kali ini, aneka program kemanusiaan disiapkan dengan mengusung tema, Ramadhan Sehat dan Peduli, atau Ramadhan Health and Care. Kegiatan diawali dengan pengobatan masal jelang Ramadhan. Kemudian disusul dengan buka puasa bersama plus penyuluhan kesehatan kepada warga dhuafa di sekitar klinik sosial BSMI. Target peserta buka puasa yang disertai pendidikan kesehatan ini sekitar 400 warga yang tersebar di 7 klinik BSMI.

Selain itu, kegiatan donor darah peduli juga digelar di bulan Ramadhan 1430. Ditambah dengan tabligh akbar peduli palestina, yang akan dilaksanakan pada 6 September 2009 di Masjid Al Falah Surabaya. BSMI Surabaya juga akan menggelar talkshow kesehatan di radio, diantaranya RRI pro 2 FM Surabaya setiap hari Ahad menjelang berbuka dan Trijaya FM Surabaya setiap hari Senin-Jum'at Pukul 14.00 - 15.00. Narasumber yang dihadirkan BSMI akan mengupas hikmah puasa dan kesehatan ,serta problematika kesehatan di bulan puasa.

BSMI Surabaya juga menerima donasi dan infaq dari masyarakat dan lembaga selama Ramadhan.Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank Muamalat Indonesia Cabang Surabaya, dengan nomor rekening 701 005 2115 (dengan atas nama Bulan Sabit Merah Indonesia).Atau bisa melalui rekening BCA KCP KERTAJAYA INDAH No 464 137 5513 (dengan atas nama Ilham Kurniawan)

Saat ini, Bulan Sabit Merah Indonesia telah membuka layanan kesehatan murah (klinik sosial) di 7 titik. Dalam setahun terakhir (2008-2009) telah melayani 40.000 kunjungan pasien, yang mayoritasnya berpenghasilan menengah ke bawah bahkan tidak mampu. Klinik sosial tersebut berada di daerah Kalidami (Gubeng), Demak Timur (Bubutan), Jatisari (Waru), Randu (Kenjeran), Medokan Semampir (Sukolilo), Gadukan (Krembangan), dan Asem Raya (Asemrowo).

Selain klinik sosial, BSMI juga hadir dalam layanan khitanan masal, yang sejak tahun 2003 hingga Juli 2009, telah melayani 3200 anak dengan bekerjasama dengan lembaga, sekolah, kampus, masjid dan perusahaan. Pengobatan masal umum, gigi dan spesialis juga telah diadakan sepanjang 2003-2009 dengan menjangkau lebih dari 20.000 orang.Selain itu, BSMI juga menggelar progam pendidikan dan pelatihan kesehatan untuk relawan kemanusiaan, pelajar SMP dan SMA serta masyarakat umum. Berbagai kegiatan diatas, insya allah akan terus dikembangkan seiring dengan dukungan dan partisipasi dari masyarakat, termasuk donatur, lembaga mitra dan relawan.

Kontak Person Ramadhan Health And Care : 085645155648 (Zakaria)

Rabu, 10 Juni 2009

Menteri Kesehatan RI Dukung Terus Bulan Sabit Merah Indonesia


BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Menteri Kesehatan RI dukung BSMI



Menteri Kesehatan RI Prof Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mendukung eksistensi BSMI atas dasar kemanusiaan dan demokrasi di Indonesia. Apalagi BSMI sudah berusia 7 tahun yang sudah memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Hal ini beliau sampaikan pada saat menerima kedatangan Pengurus Pusat BSMI di kantornya Departemen Kesehatan RI Jl. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu, BSMI melalui ketua umum dr. Basuki Supartono, SpOT,FICS,MARS melaporkan bantuan yang diamanahkan kepada BSMI dari Depkes RI untuk rakyat Gaza Palestina. Bantuan tersebut berupa obat-obatan dan mobil Ambulans telah disampaikan langsung oleh BSMI.

Selanjutnya BSMI juga menjelaskan program beasiswa kepada SDM ahli medis di Gaza untuk mengambil spesialisasi kedokteran di Indonesia. Ibu Menkes akan membantu memfasilitasinya dan akan ditingkatkan program tersebut menjadi 'G to G', yakni kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah otoritas Palestina.

Sejak aksi kemanusiaan BSMI dan lembaga kemanusiaan lainnya dari Indonesia yang komitmen membantu Gaza dan diliput oleh media-media internasional, Indonesia terangkat citranya dan makin dihormati oleh negara-negara lain di dunia. Hal inilah yang menjadi manfaat atas eksistensi BSMI di bumi pertiwi.

Terkait dengan RUU Lambang Palang Merah yang sedang dibahas di Komisi III DPR RI, Menkes mengharapkan BSMI tetap berkiprah menjalankan misi kemanusiaannya karena Indonesia adalah negara demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan. Terakhir perjumpaan, Menkes sekali lagi mengucapkan selamat hari lahir BSMI yang ke tujuh dan mudah-mudahan beliau turut berpartisipasi pada rangkaian acara milad yang digelar oleh BSMI. (syekh)

Senin, 08 Juni 2009

SELAMAT HUT (MILAD) KE7 - BSMI

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) merayakan milad ke-7 yang jatuh pada tanggal 8 Juni 2009. BSMI yang dideklarasikan di Mesjid Al-Azhar Jakarta 7 tahun silam hingga saat ini telah memberikan kontribusi positif bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya membantu kemanusiaan di dalam negeri, BSMI telah mencatatkan namanya di kancah luar negeri.

Ketua Umum BSMI dr. Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS dan Pengurus Pusat BSMI turut mengucapakan selamat Milad BSMI ke-7 kepada seluruh relawan BSMI di seantero Indonesia. “Relawan-relawan BSMI di seluruh Indonesia patut mendapatkan ucapan selamat karena telah memberikan segalanya bagi kemajuan BSMI. Tidak lupa ucapan selamat juga ditujukan kepada pengurus cabang-cabang BSMI di kabupaten/kotamadya di seluruh Indonesia,” kata dr. Basuki.

Selama setahun terakhir, BSMI telah mengirmkan relawan dan bantuan kemanusiaan di berbagai daerah yang terkena musibah banjir dan tanah longsor. Sedangkan diawal tahun 2009, BSMI mengirimkan relawan medis dan bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina yang saat itu hancur akibat agresi militer Israel dan juga mengakibat ribuan warga sipil jatuh korban.

“BSMI juga berterimakasih kepada para mitra kerja dan donatur yang telah berperan aktif dalam menunjang kegiatan BSMI. Semoga kerja sama yang sudah terjalin antara BSMI dengan mitra kerja serta donator semakin baik sehingga dapat menyukseskan kegiatan-kegiatan kemanusian BSMI,” harap dr. Basuki. (dian)

Kamis, 30 April 2009

WAPRES TERIMA PENGURUS BULAN SABIT MERAH INDONESIA







BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN



Jakarta- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina. Diantaranya kepada Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang telah membantu warga Gaza pada agresi militer Israel pada Januari silam.

Hal ini Jusuf Kalla sampaikan saat menerima kedatangan Pengurus Pusat BSMI di Istana Wapres Jakarta Selasa (28/4). Kehadiran Pengurus Pusat BSMI termasuk ketua umum dr. Basuki Supartono di Istana Wapres untuk melaporkan kegiatan lembaga kemanusiaan itu selama 7 tahun, tidak terkecuali pengiriman bantuan ke Palestina.

Menurut Wapres, permasalahan Palestina-Israel adalah permasalahan yang paling mendapat perhatian seluruh masyarakat dunia. ”Sejak masih duduk di bangku SMA, saya ikut bergabung dengan para demonstaran mendukung rakyat Palestina yang dijajah oleh Israel. Namun, selama kurang lebih 40 tahun, konflik tersebut masih berlanjut hingga sekarang,” ujar Wapres dihadapan para enam pengurus teras BSMI.

dr. Basuki memohon restu dari Wapres terkait rencana pemberian beasiswa oleh BSMI kepada para ahli medis dari Gaza. Mereka akan melanjutkan studi di Indonesia dalam bidang kedokteran dan manajemen rumah sakit. Hal ini BSMI lakukan karena melihat kondisi manajemen rumah sakit di Gaza yang sangat memprihatinkan setelah diserang oleh militer Israel.

Sementara itu terkait pembahasan RUU Lambang Palang Merah di Komisi III DPR, BSMI mengharapkan Wapres turut memperhatikannya. RUU yang menyebutkan hanya satu lambang saja yang diakui oleh pemerintah akan menghapuskan lambang BSMI di Indonesia. Wapres menjelaskan, bahwa ia mengakui keberadaan BSMI karena sudah menjadi bagian lambang kemanusiaan yang diakui oleh Internasional.

”Saya sudah berbicara dengan pimpinan Palang Merah Indonesia (PMI), bahwa BSMI akan tetap menjadi bagian lambang kemanusiaan di Indonesia selain PMI yang sudah ada. Semoga dengan adanya PMI dan BSMI di Indonesia, pemasalahan-permasalahan kemanusiaan di Indonesia semakin bisa terselesaikan,” tutur Wapres di akhir pertemuan. (dian/bsmipusat)

Minggu, 29 Maret 2009

BSMI MASIH DI LOKASI SITU GINTUNG

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN


Tangerang- Sudah dua hari musibah jebolnya Tanggul Situ Gintung Tangerang yang berakibat ratusan pemukiman warga dan sebuah kampus rusak berat. Selain itu data resmi yang dihimpun dari Depkes, 77 orang tewas, 100 orang masih dinyatakan hilang dan 179 orang luka-luka yang diantaranya masih dalam perawatan.

Sejak hari pertama, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) sebagai lembaga kemanusiaan yang bergerak di bidang kesehatan dan sosial menerjunkan mobil ambulans dan mobil dapur umum beserta tim medis dan logistik di depan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Tim medis yang beranggotakan dokter jaga dan perawat sudah melayani lebih dari 30-an pasien yang sebagian besar relawan yang terluka saat pencarian korban. Bahkan beberapa pasien sempat dirujuk ke RS setempat dengan menggunakan ambulans BSMI.

Ketua Tim Tanggap Bencana BSMI Muhammad Rudi yang berada di lokasi bencana mengatakan bahwa selain pelayanan medis, pihaknya menyiapkan makanan siap saji yang dibagikan kepada sekitar 300-an para pengungsi dan relawan. “Kami sudah menyiapkan mobil dapur umum yang akan menyajikan makanan. Sedangkan bahan-bahannya sudah tersedia dari kemarin sehingga kami bisa fokus membantu para korban tidak perlu ke pasar terdekat,” ujar Rudi yang sejak kemarin stand by di lokasi.

Bagi para warga yang peduli pada korban bencana jebolnya Situ Gintung, M. Rudi mengajak partisipasi masyarakat untuk menyalurkan bantuan ke Sekretariat BSMI di Jl. Dewi Sartika No.19 Cililitan Jakarta. Bantuan yang diberikan bisa berupa bahan makanan, obat-obatan, pakaian layak pakai dan air mineral.
Seluruh bantuan yang terkumpul akan segera disumbangkan kepada para korban.

Seperti diketahui, tanggul air di sekitar Situ Gintung, Ciputat, jebol akibat tidak dapat menahan debit air setelah hujan turun di wilayah yang terletak 2 kilometer dari perbatasan DKI Jakarta dengan Provinsi Banten tersebut. Beberapa rumah warga di sekitarnya terbawa arus setelah tanggul tersebut jebol, Jumat (27/3) sekitar pukul 02.00 dini hari.

Warga sekitar yang selamat mengungsi ke kampus UMJ dan rumah yang tidak terkena terjangan air Situ Gintung. Genangan air menyusut setelah menggenangi rumah warga hingga lebih dari 2 meter. Beberapa warga sempat terkurung karena tingginya air sehingga harus berlindung di atap rumah. Sebagian besar rumah yang terendam berada di wilayah lembah, seperti perumahan Cirendeu Permai.

Jumat, 27 Maret 2009

BSMI Bantu Korban Situ Gintung Tangerang

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN


Banten

Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) hari ini (27/3) menerjunkan tim aksi tanggap bencana ke Situ Gintung, Ciputat, Banten. BSMI memberikan bantuan kesehatan untuk para korban jebolnya tanggul Situ (danau) Gintung yang menerjang ratusan rumah. Selain bantuan kesehatan, BSMI juga mengoperasikan mobil dapur umum dan membagikan makanan bagi para korban bencana.

Seperti diketahui, tanggul air di sekitar Situ Gintung, Ciputat, jebol akibat tidak dapat menahan debit air setelah hujan turun di wilayah yang terletak 2 kilometer dari perbatasan DKI Jakarta dengan Provinsi Banten tersebut. Beberapa rumah warga di sekitarnya terbawa arus setelah tanggul tersebut jebol, Jumat (27/3) sekitar pukul 02.00 dini hari.

Warga sekitar mengungsi ke Universitas Muhammadiyah. Genangan air menyusut setelah menggenangi rumah warga hingga lebih dari 2 meter. Beberapa warga sempat terkurung karena tingginya air sehingga harus berlindung di atap rumah. Sebagian besar rumah yang terendam berada di wilayah lembah, seperti perumahan Cirendeu Permai.

Korban tewas terus bertambah. Total korban tewas hingga berita ini diturunkan menjadi 43 orang dan kemungkinan akan terus bertambah. BSMI yang peduli pada kemanusiaan cepat dan tanggap menolong korban. (jati/bsmipusat)

Senin, 09 Maret 2009

Isi Maulid, 93 Anak Ikuti Sunat Masal Gratis




BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Isi Maulid, 93 Anak Ikuti Sunat Masal Gratis

Surabaya – Beragam cara untuk mewarnai peringatan maulid Nabi. Salah satunya dengan mengikuti sunatan masal. Seperti yang dilakukan 93 anak se Kecamatan Krembangan dan sekitarnya, pada Minggu 8 Maret ini, mereka mengisi libur maulid dengan dikhitan. Acara sosial ini diselenggarakan oleh Bulan Sabit Merah Indonesia bekerjasama dengan Hotel Antariksa dan masyarakat Gadukan Krembangan Surabaya.

Ritual sunat atau khitan sangat penting. Menurut Ketua tim medis khitan masal Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya, dr Syaiful Anwar, selain diwajibkan oleh agama, khitan juga bermanfaat dalam kaca mata kesehatan. Selain kebersihan alat ekskresi, khitan dapat mencegah berbagai penyakit yang dapat menjangkiti alat kelamin pria. “Maka sejak kecil, hari ini mereka dikhitan supaya dapat cegah penyakit sejak dini” ujar lulusan FK Unair ini di sela-sela prosesi sunat masal yang diadakan di hotel Antariksa itu.

Menarik memang, hotel dijadikan tempat 93 anak yang kebanyakan siswa TK dan SD ini dikhitan. Dalam acara tahunan ini, BSMI sendiri menghadirkan 17 tim dokter dan 20 paramedis beserta obat-obatan paska khitan. Sebelumnya, peserta khitan masal ini dihibur oleh penampilan tari remo dari siswa SD se Krembangan. Turut hadir dalam pembukaan, camat Krembangan, Ketua RW se Kecamatan Krembangan, alim ulama dan Asisten Kesra Walikota Surabaya.

Menurut Humas BSMI Surabaya, Achmad Zakaria, acara sosial seperti ini akan terus digalakkan. “Hari ini 93 anak, sudah lebih dari 3000 anak sejak 2003 sampai hari ini telah dikhitan oleh tim BSMI Surabaya”, ujarnya di sela-sela pelepasan tim medis khitan BSMI Surabaya.

Stan BSMI Malang Meriah

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Stan BSMI Malang Meriah

Malang - BSMI turut ambil bagian dalam ajang pameran buku Islam yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Malang. Bertempat di gedung Skodam bundaran Tugu Malang. (30/01 – 5/02) di gelar Islamic Book Fair (IBF) ke 8. Stand BSMI Malang berisi beberapa kegiatan diantaranya sosialisasi BSMI Cabang Malang, donasi Palestina, recruitment relawan, pemeriksaan kesehatan seperti tensi gratis, pemeriksaan gula darah murah, pembagian booklet kesehatan, dan konsultasi kesehatan gratis.
Bekerjasama dengan Syakaa Organizer, stan BSMI dikunjungi sekitar 200 pengunjung dan menerima 39 orang relawan baru. Stan ini juga dimanfaatkan pengunjung yang ingin menyumbangkan donasi untuk Palestina dan donasi untuk kegiatan kemanusiaan BSMI (indri)

Perkuat Sinergi, BEM Unair Sambangi BSMI

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Perkuat Sinergi, BEM Unair Sambangi BSMI

Surabaya – Jalinan kerjasama antara gerakan mahasiswa dengan lembaga kemanusiaan harus terus digalakkan.Mahasiswa yang memiliki mobilitas tinggi dan peduli kemanusiaan bisa terus sinergi dengan lembaga kemanusiaan yang terbukti mengabdi untuk bangsa. Selasa (17/02) lalu, belasan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair sambangi kantor BSMI Cabang Surabaya. Mereka bertukar pikiran tentang program, jalinan kerjasama dan peluang sinergi. Di akhir acara, Yudha, menteri Sosial BEM Unair menyerahkan bantuan untuk Palestina melalui BSMI Surabaya. Kedepan BEM Unair dan BSMI Sepakat dalam sinergi penanggulangan bencana. (aria)

BSMI Berkunjung ke Redaksi Surabaya Post

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

BSMI Berkunjung ke Redaksi Surabaya Post

Surabaya – Menjalin hubungan baik dengan media adalah misi humas BSMI Surabaya. Salah satunya dengan silaturrahim ke kantor redaksi media massa. Kali ini, Kamis (19/02), pengurus BSMI Surabaya berkunjung ke redaksi Surabaya Post di Ruko Rich Palace Mayjen Sungkono Surabaya. Dipimpin ketua bidang pelayanan kesehatan BSMI, dr Sahudi Sp.B, pengurus BSMI ditemui redaksi pelakasana Surabaya Post, Sugeng Purwanto beserta jajaran kru Surabaya Post. Dokter Sahudi juga mengisahkan catatan perjalanan tim BSMI di Palestina. Di akhir kunjungan, BSMI menyerahkan cindera mata kepada redaksi sebagai bentuk kenang-kenangan. (aria)

Biar Sehat, Periksa Kesehatan Sejak Dini

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Biar Sehat, Periksa Kesehatan Sejak Dini

Sidoarjo – Biar sehat, sejak usia dini harus lalukan pemeriksaan kesehatan. Seperti yang dilakukan oleh tim medis BSMI Surabaya di TK Al Falah Darussalam Sidoarjo, Rabu (25/02) lalu. 150 anak usia play group dan TK itu diperiksa kesehatan di bagian telinga, hidung dan tenggorongan (THT). Dr syaiful Anwar, dr Wisnu Sakulat dan dr Dinas Yudha Kusuma telaten memeriksa kesehatan THT siswa sekolah Islam yang berlokasi di perumahan Tropodo Sidoarjo ini, satu persatu. (aria)

Atur Stamina dengan Futsal

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Atur Stamina dengan Futsal

Relawan BSMI Surabaya punya cara unik untuk mempertahankan stamina fisik. Salah satunya dengan olah raga masal untuk relawan BSMI. Futsal menjadi pilihan, agar semua anggota tubuh bisa bergerak mengejar kebugaran. Bagi relawan BSMI yang mau ikut futsal, bisa menghubungi personal kontak di kantor BSMI Surabaya.

Setahun LKM Gadukan Melayani Warga

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Setahun LKM Gadukan Melayani Warga

Surabaya – Sudah setahun layanan klinik kesehatan murah BSMI di Gadukan berdiri. LKM yang berlokasi di masjid taqwiyatul muslimin ini dikunjungi oleh lebih dari 5000 pasien selama setahunnya. Dalam rapat evaluasi takmir masjid gadukan dengan tim LKM BSMI, berbagai masukan dan saran pengembangan klinik disampaikan. Menurut Mansyur, pengurus takmir, masyarakat berharap acara penyuluhan dan pemberian makanan tambahan untuk balita juga diadakan di sekitar klinik. “ Secara pelayanan LKM BSMI sudah baik, kami sering manfaatkan untuk berobat, semoga bisa ditambahi buka pagi hari dan penyuluhan digalakkan, seperti tentang puyer yang akhir-akhir ini merebak
di media”, ujarnya dalam rapat evaluasi 1 tahun klinik, pada Jum’at 20/2 lalu. (aria)

Pos Sehat BSMI Surabaya Makin Diminati

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Pos Sehat BSMI Surabaya Makin Diminati

Surabaya – Pengobatan gratis kembali diadakan BSMI Surabaya di berbagai tempat di Surabaya selama bulan Februari ini. Diantaranya di daerah Benowo pada Sabtu (31/1), lalu di Kutisari, ahad (1/02) dan di Wiyung pada Sabtu (21/02). Tujuan diadakan pengobatan gratis yang diberi nama program pos sehat ini adalah memberikan pelayanan pengobatan umum kepada warga secara cuma-cuma dalam waktu temporer.
Di Benowo, BSMI digandeng apoteker Farmasi Unair untuk mengobati 80 orang. Sementara di masjid al Muhajirin Kutisari, bekerjasama dengan majelis taklim Nurullah, tim medis BSMI melayani 100 pasien. Sedangkan di daerah wiyung, Perguruan Islam At Taqwa menggandeng BSMI membuka layanan berobat gratis kepada 60 orang. (aria)

BSMI Malang Buka 7 Klinik Sosial

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

BSMI Malang Buka 7 Klinik Sosial

Malang - Segera setelah renovasi gedung Sekretariatnya di Jl. Danau Kerinci Raya F3E 21 Sawojajar Malang, BSMI meluncurkan klinik sosial ke tujuh. Layanan Kesehatan Murah yang diberi nama Klinik Sosial ini bertempat di kantor BSMI Malang. Layanan Kesehatan Sosial (LKS) ketujuh yang dimilki BSMI ini, akan melayani warga masyarakat daerah Kedungkandang dan sekitarnya. Selain melayani masyarakat dengan kartu terdaftar, LKS BSMI juga melayani pasien JAMKESMAS dan pasien umum. LKS BSMI buka setiap hari Senin dan Kamis pukul 08.00-12.00, dengan dr.Hengki Wijaya sebagai dokter tetapnya.

Sebelumnya, BSMI Malang juga memiliki enam klinik sosial bekerja sama dengan Yayasan Sosial Ash Shohwah (YASA). Diantaranya di daerah Blimbing, Klojen, Kedung Kandang, Perum Joyogrand Lowokwaru. Sisanya di daerah Jatimulyo Lowokwaru dan Sukun. Rencananya satu klinik sosial lagi dibuka di daerah manyar Sukun.

BSMI – BEM ITS Menembus Pesisir Selatan

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

BSMI – BEM ITS Menembus Pesisir Selatan

Malang - Membuka bakti sosial di kota sudah biasa. Kali ini BEM ITS menggandeng tim medis Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Surabaya untuk menggelar pengobatan gratis di daerah Pesisir Pantai Selatan Malang. Acara yang merupakan mata rantai Ocean Week BEM ITS ini melayani 90 warga kawasan pesisir Kabupaten Malang yang hendak periksan kesehatan dan pengobatan umum.
Acara yang diadakan pada Jum’at (13/02) ini BSMI menerjunkan dua dokter dan tiga paramedis yang menjangkau warga Sendang Biru Kabupaten Malang. Sebelum acara pengobatan, juga digelar sambutan oleh perwakilan warga Sendang Biru. Mereka berharap acara pengobatan seperti ini digelar secara rutin kedepan. (aria)

Kesaksian dr Sahudi SpB(K) Delapan Hari di Gaza, Palestina

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Salah satu relawan Indonesia yang melakukan tugas kemanusiaan di Gaza, Palestina, tercatat atas nama dr Sahudi SpB(K)KL. Dia tergabung dalam tim BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia). Cuma delapan hari, namun dapat banyak pengalaman berharga.
Kedua kakinya melepuh dan gosong. Asap hitam mengepul dari luka bakar itu. Ibu 22 tahun tersebut terus mengerang ketika tiba di Rumah Sakit Asy-Syifa', Gaza, tiga jam perjalanan dari tempat dia terkena bom fosfor putih.
Tim dokter bergerak cepat. Kedua kaki itu dibasuh dengan cairan infus antibiotika. Total menghabiskan sekitar sepuluh botol infus sekali pembilasan. Meski telah dibasuh cairan dingin, asap hitam masih juga mengepul dari kaki itu. Dokter lantas mengoleskan salep dan membungkus kaki itu dengan perban.
Sekitar 24 jam kemudian perban dibuka. Tapi, kepulan asapnya belum juga hilang. Protokol yang sama diulang dari awal. Cuci bersih dengan antibotika, lalu disalep dan diperban.
Efek bakar bom fosfor memang tidak gampang dihentikan. Sebab, ''Bom itu terdiri atas zat kimia yang langsung bereaksi jika kena oksigen,'' tutur dr Sahudi, spesialis bedah kepala leher dari RSU dr Soetomo yang baru pulang dari Gaza, 7 Februari lalu.
Jika bom itu mengenai makhluk hidup, daging, otot, dan tulangnya akan terbakar hebat. ''Perempuan itu singkat saja mengungkapkan perasannya: Sakitnya luar bisa!'' tutur Sahudi yang bertemu wanita itu di Asy-Syifa'.
Menurut penghitungan dokter Asy-Syifa', sekitar 250 orang Gaza mengalami kejadian serupa. ''Hampir 80 persen yang kena (bom fosfor, Red) langsung meninggal. Sebab, muntahan panas fosfor membakar kepala dan tangannya,'' kata Sahudi.
Pria 43 tahun itu merasa beruntung bisa berada di teritorial konflik tersebut. ''Tidak mudah masuk ke wilayah itu. Saya dan teman-teman menamakan perjalanan itu long road to Gaza,'' paparnya.
Sahudi bertolak ke Kairo, Mesir, pada 24 Januari bersama tujuh dokter lain. Ada spesialis ortopedi, psikiater, obgyn (kandungan), anastesi, dan avasinolog (sejenis ilmu akupunktur, namun tidak memakai jarum).
Selain Sahudi, dari RSU dr Soetomo ada dr Jamaludin SpM. ''Ada pula tenaga logistik dan sarjana kesehatan masyarakat dari BSMI. Total sepuluh orang yang berangkat waktu itu,'' jelasnya. Mereka membawa bantuan berupa tiga ambulans dan satu kontainer obat-obatan.
Pada 26 Januari, rombongan tiba di Kairo. Mereka langsung bertolak menuju Rafah, perbatasan Mesir-Gaza. Jarak dari Kairo ke Rafah sekitar 400 km yang ditempuh sekitar enam jam.
Setelah melalui proses administrasi yang ruwet dan tidak ramah, rombongan diperkenankan masuk pada 27 Januari. Mereka menempuh perjalanan darat sepanjang 40 km. Jalanan sempit. Daerah Dyaral dan Balan harus dilalui dengan kecepatan tinggi.
Kendaraan melaju rata-rata 120 km/jam untuk mengantisipasi adanya bom dan penembak jitu (sniper). Begitu juga ketika lewat pinggir laur Mediterania di wilayah Khan Yunis. ''Saya dengar nelayan lokal saja ditembaki sampai tewas. Betul-betul tidak ada jaminan,'' kata Sahudi.
Setiba di Gaza, rombongan mendapat sambutan ramah. Semua urusan administrasi ditangani sampai tuntas. Humas pemerintah Gaza pun dengan sangat sopan mengucapkan banyak terima kasih atas kedatangan tamu jauhnya itu. ''Kami disuguhi kurma dan teh. Sungguh Gaza yang sangat memesona,'' kata Sahudi. Kontras dengan perlakuan petugas imigrasi Mesir.
Hari kedua, rombongan berkoordinasi dengan Dr Mirhad Abbas, direktur kerja sama luar negeri Kementerian Kesehatan Gaza, untuk mencari tahu, apa yang bisa mereka lakukan selama berada di sana.
Hari selanjutnya Sahudi berkunjung ke RS Mahmud bin Rasyid. ''Saya terbelalak melihat peralatan di RS itu yang canggih. Setting tata ruang kamar jelas dipikirkan matang oleh desainernya,'' paparnya. Contohnya, ruang persalinan yang amat bagus. Ruang itu memberikan privasi yang sangat luas bagi ibu-ibu melahirkan. ''Kalau ada ibu sedang ngeden (mengejan, Red) dalam proses persalinan, dijamin ibu lain di sebelahnya tidak mendengar. Kan berbeda dengan RS di sini,'' lanjut Sahudi.
Sahudi dan rombongan baru bertugas pada hari keenam dan ketujuh. Namun, pasien yang ditangani bukan korban perang. ''Jumlah dokter di Gaza cukup banyak. Mereka juga cekatan sekali. Jadi, dalam tempo singkat, pasien perang sudah habis,'' katanya.
Total Sahudi hanya mengoperasi dua bocah yang sama-sama menderita hernia. Meski begitu, dia mendapat banyak pengetahuan lain. Misalnya, kekuatan mental penduduk Gaza dalam menghadapi perang.
Juga pandangan penduduk Gaza tentang kematian. Berbagai risiko yang mungkin dialami manusia semisal kehilangan, sakit, bahkan mati, dimaknai dengan sangat indah. ''Ada anak lelaki kecil yang saya ajak bicara tentang bagaimana perasaannya tentang perang di negerinya itu. Dengan enteng dia menjawab, perang itu biasa,'' kata dokter ramah itu. ''Meski ada kesempatan, dia mengaku tidak mau pindah rumah karena harus menjaga tanah airnya,'' lanjutnya.
Ketika perang dihentikan sementara, beberapa pasangan memanfaatkan kesempatan itu untuk menikah. Penduduk Gaza juga mencintai pendidikan. Ada dokter Gaza bercerita pada Sahudi bahwa semua keluarganya sarjana.
Jumlahnya enam wanita dan enam pria. Namun, hidupnya biasa-biasa saja. ''Hal itu juga tampak dari perilaku anak-anak mudanya yang semangat bersekolah. Mereka sudah menuju ke tempat-tempat pendidikan saat matahari belum terbit dan suhunya mencapai 11-12 derajat Celsius,'' tuturnya.
Pengamatan lain terekam oleh Sahudi adalah sedikit sekali penduduk Gaza yang mengalami stres meski kondisi awut-awutan. Buktinya, satu rumah sakit jiwa hanya berisi 18 orang. ''Sudah sejak 18 tahun lalu saya ingin merasakan pengalaman ini. Sebab, dulu gerakan Intifadah yang banyak disiarkan media menurut saya sangat heroik. Saya beruntung bisa berada di sana,'' ujarnya.
Sayang, dokter yang mengaku hobi mengunjungi tempat-tempat bencana itu diharuskan keluar Gaza sebelum 5 Februari. Sebab, pintu gerbang Rafah akan ditutup permanen. Yang berada di Gaza tidak bisa keluar. Sebaliknya yang dari luar, tidak boleh masuk. ''Kami akhirnya keluar juga. Padahal, saya izin ke RSU dr Soetomo tiga minggu sampai sebulan,'' katanya. Karena itu, tim BSMI kelompok ketiga yang datang setelah 5 Februari, sampai sekarang tidak bisa masuk Gaza. (cfu)

Sumber tulisan : Ahmad Ainur Rohman, Jawapos, 20 Februari 2009, Halaman Metroplis

BSMI Kirim Bantuan Ke Manokwari

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

BSMI Kirim Bantuan Ke Manokwari

Manokwari – Meski isu besar Palestina membuat fokus perhatian tertuju ke sana, tapi tidak membuat Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) melupakan bencana di Tanah Air. Awal Januari 2009 lalu, terjadi gempa besar di Papua Barat, tepatnya di Kota Manokwari dan sekitarnya. Tim tanggap bencana BSMI pusat hadir memberi bantuan kepada korban sampai ke desa-desa.
Bertolak dari Jakarta Senin (5/1) pagi , tim BSMI tiba di Maknokwari sore waktu setempat dan melakukan koordinasi denganWakil Gubernur Papua Barat di kantor Gubernur untuk penempatan tim kesehatan di daerah bencana. Bersama dinkes dan satkorlak, BSMI melakukan evaluasi data korban dalam rangka penempatan tim medis ke desa yang lebih membutuhkan pengobatan.
Keesokan harinya, Selasa (6/1) BSMI lakukan baksos pengobatan umum di distrik Masni. 187 orang mendapat pelayanan medis dari pagi hingga sore. Malam hari sampai dini hari, di kampung Makassar, 98 warga terlayani oleh dokter BSMI. Rata-rata mereka terjangkit ISPA, gastritis, malaria, pusing dan trauma akibat gempa yang kekuatannya mencapai 7 SR. terdapat 1 orang terkena luka terbuka di bagian kaki kanan akibat tertimpa tembok pagar yang runtuh. Tim BSMI melalukan operasi 9 jahitan luar dalam.
Tak kenal lelah, walau sampai dini hari, paginya, Rabu (7/1) BSMI kembali menggelar baksos di daerah Pantura Distrik Amban desa Assay. 71 orang ikuti pengobatan umum disana. Malam harinya, bantuan dikirim ke kampung Bugis, menjangkau 81 warga. Rata-rata penyakit yang diderita ISPA, gastritis, malaria, analgia, Pusing, trauma, Imsonia, GEA, Kulit, dan Flu. Dua orang diantaranya bahkan menderita luka terbuka di lutut kanan dan tumor pada kaki kiri akibat gempa.
Kamis (8/1) BSMI lakukan koordinasi dengan dokter dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Membicarakan tentang rencana operasi bedah tulang terhadap 3 orang korban yang sudah dirawat di RSU Manokwari. Malam harinya, pengobatan umum digelar di kampung nelayan Borobudur II yang menjangkau 79 orang.
Semua pengabdian kemanusiaan BSMI di Manokwari memperlihatkan kepada bangsa Indonesia bahwa tugas kemanusiaan tidak mengenal batas. Baik agama, wilayah maupun suku. BSMI hadir di desa-desa yang mayoritas penduduk beragama Kristen. Semua dilakukan karena satu kata, kepedulian untuk kemanusiaan. (bsmipusat/diolah)

Pengobatan Gratis bersama BEM Unair

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Pengobatan Gratis bersama BEM Unair

Surabaya – Badan Eksekutif Mahasiswa BEM Unair adakan bakti sosial di kawasan Tambak Sari Surabaya. Tim medis BSMI Surabaya hadir melayani 100 warga dalam pengobatan gratis pada Ahad (11/1). Sebelumnya, mereka mengikuti talkshow kesehatan yang bertema Sehat Badaku, Bersih Lingkunganku. (aria)

Jaga Stamina Peduli Dengan Training Relawan

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Jaga Stamina Peduli Dengan Training Relawan

Malang - Bekerja untuk kemanusiaan membutuhkan stamina yang prima. Motivasi kepedulian harus terus dipupuk. Salah satunya dengan membekali relawan akan pentingnya motivasi. Karena itu, BSMI Malang gembleng puluhan relawan, 10 Januari lalu di Lowokwaru Malang.
Ketua BSMI Cabang Malang, dr Agus Chairul Anab Sp.BS memimpin langsung jalannya training. Materi training selanjutnya diasuh oleh sekretaris BSMI, dr Hengki Wijaya dan ditutup oleh Wakil ketua BSMI, dr Arief Alamsyah, MARS.
“ Semoga setelah mengikuti acara motivation training ini kami semua, pengurus dan relawan lebih bersemangat melaksanakan program-program BSMI yang sudah menunggu untukdisukseskan..” harap dr. Hengki, sekretaris umum BSMI Malang di sela-sela training. (indri)

Gathering untuk Pekuat Jaringan Kemanusiaan

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Gathering untuk Pekuat Jaringan Kemanusiaan

Malang - Walau berusia 7 bulan, BSMI Malang terus melebarkan sayap. Diantaranya dengan menjalin jaringan dan silaturrahim dengan stakeholder terkait. Bertempat di kantor BSMI, Jalan Danau Kerinci F3-E21 Kota Malang, Pengurus BSMI gelar gathering bersama donatur, penasihat dan lembaga sosial.
Acara yang dihelat pada Jum’at (16/1) ini menghadirkan pimpinan Yayasan Ash Shohwah (YASA), Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Malang, YDSF Malang, dan ketua takmir masjid jami’ Malang, drs Kamilun Muhtadin. Selain diisi dengan pelaporan kegiatan dan keuangan oleh Wakil Ketua BSMI, dr. Arief Alamsyah, MARS, gathering ini juga diisi dengan penggalangan dana untuk solidaritas Palestina. Sekitar 50 undangan antusias dalam diskusi seputar kiprah BSMI di Palestina. (Indri)

Diklat Trainer Bulan Sabit Merah Remaja

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Diklat Trainer Bulan Sabit Merah Remaja

Surabaya – peningkatan kapasitas trainer Bulan Sabit Merah Remaja (BSMR) terus dilakukan. Salah satunya dengan diklat yang diadakan untuk relawan BSMI Surabaya yang khusus menangani remaja. Bertempat di kantor BSMI Jalan Kalidami, 20 relawan BSMR ikuti diklat pada ahad, 11 Januari lalu.
Menurut sekretaris divisi BSMR, Fithriya Cholifah, diklat ini diadakan berkelanjutan. ”Hari ini menekankan pada bagaimana trainer BSMR bisa memberi materi pendidikan kesehatan untuk pelajar SMP di Surabaya” ujarnya di sela-sela acara.(aria)

BSMI – LMI Kerjasama Rumah SEHATi

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

BSMI – LMI Kerjasama Rumah SEHATi

Surabaya – Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Surabaya menyepakati kerjasama pengelolaan Rumah SEHATi. Layanan kesehatan ini ditujukan untuk memberikan pengobatan umum berkualitas dan terjangkau. Kedepan layanan SEHAti juga mencakup layanan pemeriksaan kehamilan dan persalinan. Kesepakatan kerjasama diwakili oleh direktur LMI Wahyu Novian dan Sekretaris BSMI, dr Puguh Setyo Nugrogo di Rumah SEHATi Wonokromo Surabaya, pada Jum’at (30/1)

34 Anak Ikuti Khitan Ceria Masal

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

34 Anak Ikuti Khitan Ceria Masal

Surabaya – Mengisi waktu liburan, anak-anak di kawasan Simo Pomahan Surabaya ikuti khitanan masal. Kali ini takmir masjid Rahmat Nasuha menggandeng tim medis BSMI Surabaya memberikan layanan khitan gratis kepada 34 anak usia sekolah dasar.
Menurut Ketua BSMI Surabaya, dr Arief Basuki, kegiatan khitanan masal yang diperuntukkan gratis bagi warga kurang mampu adalah bukti persembahan BSMI di bidang kesehatan sosial. “Sudah lebih 3000 anak di Jawa Timur telah ikuti khitan masal bersama BSMI sejak 2003 – sekarang” ujar dr. Arief. Salah satunya adalah khitan masal di Simo Pomahan pada Ahad 25 Januari 2009.

Semarak 32 Pos Sehat BSMI Malang

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Semarak 32 Pos Sehat BSMI Malang

Malang – Keinginan warga Malang raya untuk hidup sehat sangat tinggi. Hal ini langsung ditangkap oleh Bidang Pelayanan Kesehatan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Malang dengan meluncurkan pos sehat. Program bakti sosial berupa pengobatan umum ini hadir di 32 lokasi selama Desember 2008-Januari 2009 lalu.
Pengobatan masal ini digelar bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat.
Bersama organisasi mahasiswa, digelar Pos Sehat di desa Wonokoyo kecamatan Kedung Kandang Kota Malang bekerjasama dengan BEM Bastra Unibraw. Lalu, di desa Baran kecamatan yang sama, BSMI Malang menggandeng UAKI Unibraw. Kemudian Pos Sehat bersama Maba FIA Unibraw di sekitar kampus, dan UKKI Ubaya di Kota Batu.
Sementara itu, organisasi sosial seperti Yayasan Sosial Ash Shohwah (YASA) juga menggandeng BSMI Malang adakan Pos Sehat di daerah Tasikmadu Kecamatan Lowokwaru Malang. Pos Sehat juga diadakan BSMI dan YDSF Malang di sekitar masjid Ahmad Yani Klojen Malang. Terakhir, dengan Rumah Zakat Indonesia (RZI) cabang Malang di daerah Karangploso, Mall Olimpic Garden, dan kecamatan Sukun Malang. (indri)

Geliat Solidaritas dari Berbagai Sekolah

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Geliat Solidaritas dari Berbagai Sekolah

Surabaya - Menanamkan jiwa peduli sejak usia sekolah, adalah misi yang mulia. Semenjak agresi Israel menyerang Palestina 1 bulan lalu, telah membuat institusi pendidikan tergugah. Melalui berbagai kegiatan, para guru, komite sekolah, pengurus yayasan sekolah dan juga tak ketinggalan para siswa mulai usia playgroup, TK, sekolah dasar, SMP hingga SMA berduyun-duyun menyalurkan solidaritas untuk Palestina melalui BSMI.
Siswa PG-TK Al Falah Surabaya menggelar teater di halaman sekolah, Kamis (8/1). Mereka memeragakan bagaimana menjadi relawan cilik yang bisa menolong teman-teman mereka di Gaza yang menjadi korban. Bersama relawan diklat BSMI, para guru dan siswa PGTK Al Falah juga menggalang dana solidaritas.
Lain lagi kreativitas SD Islam Raudlatul Jannah Sidoarjo. Mereka membuat hasta karya yang selanjutnya dilelang kepada orang tua siswa yang datang saat penerimaan rapor, Sabtu (17/1). Sementara relawan BSMI yang hadir bersama mereka, juga memutar film tragedi kemanusiaan Palestina di halaman sekolah.
Sementara itu, para siswa KB-TK, SD dan SMP Al Muslim Sidoarjo membuat musikalisasi puisi dan aktraksi teatrikal, Senin (19/01). Bersama para guru, seluruh siswa seolah-olah menggambarkan penderitaan rakyat Palestina yang terkena hantaman bom dan tembakan yang diberikan tentara Israel. Situasi di halaman sekolah Al Muslim, menjadi ‘medan perang’ dari aksi para siswa. Sebelumnya, mereka juga melalukan penggalangan dana dan disalurkan langsung kepada BSMI Surabaya.
TK Al Uswah juga menggelar penggalangan dana dengan cara unik, selain menjual hasil kreasi berupa lukisan, ada juga yang menjual jajanan mereka, seperti ote-ote dan roti kepada wali siswa yang datang saat pembagian rapor. Semua disalurkan melalui BSMI.
Penggalangan dana juga dilakukan para guru dan komite sekolah. Mengambil momen pembagian rapor, TK Be Exelent Ketintang(16/1), SDIT Al Ma’ruf Rungkut (16/1), TK An Nur Prapen (16/1)SDIT Insan Kamil Sidoarjo (17/1), TK Al Madina Sidaorjo (30/1), TK Al Hikmah (22/1) dan SMP Mujahidin (3/2) menyerahkan bantuan palestina melalui BSMI Surabaya.
Para pelajar SMA di Surabaya punya cara lain lagi. Mereka menggelar aksi peduli Palestina di Jalan Pemuda Surabaya (3/1). Tergabung dalam Teens Club Surabaya, pelajar SMA dan SMK ini juga menggalang dana di sekolah-sekolah dan disalurkan melalui Bulan Sabit Merah Indonesia.
Semua aksi solidaritas dari dunia pendidikan ini ditujukan untuk satu kata, yakni kemanusiaan. Ayo, terus galakkan solidaritas kemanusiaan sejak usia sekolah. (aria)

Peduli Palestina bersama Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Surabaya

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Surabaya – kepedulian terhadap rakyat Palestina terus mengalir. Berbagai kompenen masyarakat berduyun-duyun menyalurkan dana solidaritas palestina melalui Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Aksi solidaritas dilakukan 300 relawan Forum Insan Madani bersama BSMI Surabaya Ahad (10/1). Aksi yang dilakukan di depan gedung grahadi Surabaya ini diikuti relawan JPRMI, Forklin, IKADI, SALIMAH
Aksi solidaritas serupa juga dilakukan elemen mahasiswa Surabaya, Senin (19/1). BEM ITS menggandeng BSMI melakukan penggalangan dana di kampus-kampus.Sebelumnya, berbagai kalangan Mahasiswa dan dosen seperti Hukum Unair, Poltekes Surabaya, Universitas Hangtuah, FE dan FBS Unesa menyalurkan dana palestina melalui BSMI Surabaya.
Masyarakat Pepelegi Sidoarjo juga tak ketinggalan dalam memberikan solidaritas. Tergabung dalam jamaah masjid Al Muhajirin Pepelegi Sidoarjo, warga komplek perumahan ini memberikan bantuan sebesar 37.500.000 yang dihimpun kurang dari satu pekan. Ketua BSMI Surabaya, dr Arief Basuki memimpin langsung penyerahan bantuan warga Pepelegi, Rabu (14/1) dengan didahului presentasi kondisi mutakhir Gaza dan bantuan BSMI tahap pertama.
Di tempat terpisah, di masjid Jami’ Kota Malang, BSMI Malang dan Takmir mengadakan penggalangan dana untuk rakyat Palestina. Acara yang digelar senin (26/1) diisi dengan ceramah oleh Habib Sholeh bin Alwi Alayidrus. Arek Malang dan jamaah masjid setempat memberikan donasi 5 juta rupiah melalui Bulan Sabit Merah Indonesia.BSMI Malang juga mengumpulkan donasi Paletina sebesar 27 juta rupiah.
Beberapa warga Jawa Timur yang tergabung dalam jamaah dan takmir masjid juga membagi kepedulian bersama BSMI. Masjid Baitul Haq Ketintang Permai, Masjid Darussalam Tropodo Waru Sidoarjo, Masjid Al Muhajirin Kutisari, Majelis Taklim Kharisma Mojokerto, Mushola Nurul Huda dan Masjid Sholahudin Surabaya.
Puncaknya, Senin (26/1), sekitar 1000 orang memadati masjid Al Irsyad Surabaya untuk mendengarkan paparan dari dr Eko Agus Subagio Sp. BS, Pengurus BSMI Surabaya tentang pentingnya bantuan khususnya logistik dan medis untuk rakyat Palestina. Ribuan warga metropolis ini juga mendengarkan ceramah dari beberapa tokoh Jawa Timur yang peduli Palestina, diantaranya Ketua Al Irsyad Surabaya dan perwakilan KNRP. Kegiatan ini diadakan atas kerjasama antara Al Irsyad, BSMI dan IKADI Jawa Timur.
Inilah bukti bahwa masyarakat Jawa Timur sangat peduli, terutama terhadap bencana kemanusiaan di Gaza Palestina. BSMI sendiri sangat berterima kasih kepada semua elemen masyarakat yang telah mempercayakan kepeduliannya kepada BSMI untuk mereka yang ada di Palestina. (aria)

Siaga Bencana, Relawan Berlatih PPGD

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Surabaya - Menghadapi datangnya bencana yang melanda di Jawa Timur, BSMI menggelar Pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Pelatihan yang dihelat kamis, 25 Desember 2008 ini diikuti oleh 20 relawan dari BSMI dan Rumah Zakat Indonesia (RZI) Surabaya. Menurut Sekretaris Bidang Tanggap Bencana BSMI Surabaya, dr Andi Sulistyo, training ini terdiri dari skill dasar tentang Basic Life Support (BLS) dan simulasinya. “ Acara ini bertujuan untuk menyiapkan relawan siap siaga di medan bencana maupun menghadapi kecelakaan di jalan” ujar dokter yang juga anggota brigade siaga bencana (BSB) Rumah Sakit dr. Soetomo ini.

Gunakan Obat Sesuai Aturan

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Gunakan Obat Sesuai Aturan

Surabaya – Siapa yang tidak ingin sehat? Pasti semua mengimpikan hidup sehat dan bahagia. Namun, bila sakit, mengobati adalah jalan mulia. Setelah datang ke dokter, lebih-lebih ke klinik yang dikelola Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), masyarakat mendapatkan obat-obatan. Ada yang menggunakan obat sesuai aturan, ada juga yang kurang memahami, sehingga timbul masalah di kemudian hari.
Berawal dari keprihatinan sebagian masyarakat kurang peka terhadap aturan penggunaan obat, Divisi Farmasi BSMI Surabaya menggelar penyuluhan kepada warga sekitar Klinik LKM BSMI Kalidami. Menurut kepala Divisi Farmasi, Hermanto S.Farm, Apt, acara yang digelar di balai RW IX Kalidami ini bertujuan agar warga tidak salah dalam penggunaan obat, baik jenis, dosis atau aturan lainnya.
” Respon warga sangat baik, lebih-lebih kalangan lanjut usia perlu diberi tambahan informasi tentang tata cara penggunaan obat”, ujarnya di sela-sela acara. Penyuluhan yang digelar Kamis, 25 Desember 2008 ini diikuti oleh 40 warga kelurahan Mojo Surabaya. Turut hadir ketua RW IX Kelurahan Mojo, Kadek, yang juga memberikan sambutan berisi harapan agar kegiatan ini bisa ditindaklanjuti. (aria)

BSMI Hadir di Seminar Transplantasi Organ

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Dalam rangka memberi edukasi kepada masyarakat tentang transplantasi organ, BSMI Surabaya menjadi narasumber di seminar biomedik, yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi Unesa, 14 Desember 2008 lalu. Sekitar 300 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, praktisi kesehatan, dan masyarakat memadati ruangan auditorium FMIPA Unesa. Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan BSMI Surabaya, dr Sahudi, Sp.B memberikan materi tentang seluk beluk transplantasi organ.
Menurut Sahudi, transplantasi organ harus memperhatikan norma dan etika, baik etika kedokteran, norma hukum maupun aturan agama. ” secara medik, para dokter sangat berhati-hati dalam menghadapi hal itu” ujar dokter yang juga staf pengajar RS. Dr Soetomo ini.

Berbagi bersama Korban Lumpur Sidoarjo

Berbagi bersama Korban Lumpur Sidoarjo

Sidoarjo – Saat takbir berkumandang, sampai dini hari, 8 Desember 2008, warga dusun Buaran Kecamatan Jabon Sidoarjo mendadak kaget. Seekor sapi putih, hewan qurban sumbangan dari donatur Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), tiba di dusun yang lokasinya berjarak kurang lebih 1 km dari lapisan luar selatan tanggul lumpur lapindo. Ratusan warga, anak-anak, ibu-ibu dan remaja berhamburan menyaksikan datangnya bantuan qurban yang diharapkan bisa mengkover 200 kepala keluarga yang mendiami dua RT di RW 9, dusun Buaran, desa Kebonguyang Kecamatan Jabon Sidoarjo ini.
Selepas sholat idul Adha, rombongan BSMI Surabaya, tiba di lokasi penyembelihan qurban. Dengan disaksikan tokoh masyarakat setempat, hewan qurban yang merupakan sumbangan dari donatur BSMI Depok, yakni, Mohammad Athif Virtino, Adhi Wardoyo, Mohammad Bayu Murti, Mohammad Rafi Virtian, Sri Munsufiyati binti Sutomo, Suhartati binti Muchyar Partosudarmo, dan Oktavina Tri Rejeki, diserahkan secara simbolik oleh pengurus BSMI Surabaya, Zakaria kepada Bapak Marwan, tokoh masyarakat RT02 RW 09 Dusun Buaran. Serah terima yang diadakan pukul 09.00 ini juga disaksikan oleh hampir separo dari warga RT 02 dan RT 03.
Tepat pukul 09.00, hewan qurban disembelih. Kumandang takbir terus digelorakan oleh warga yang hadir. Siangnya, setelah prosesi penyembelihan selesai, lalu dilanjut dengan pengepekan daging, panitia setempat melanjutkan dengan pembagian hewan qurban kepada masyarakat. 100 kantong daging dibagikan kepada 100 kepala keluarga perwakilan dari dua RT di RW 09 tersebut. Semua prosesi dari penyembelihan sampai pendistribusian berjalan lancar dengan cuaca yang bersabahat.
“Kami sangat berterima kasih kepada donatur dari BSMI, sehingga kami warga RT 02 dan 03 RW 09 dusun buaran Sidoarjo dapat merayakan hari raya qurban.” Sambut Marwan, tokoh masyarakat RT 02 yang halaman rumahnya dipakai sebagai lokasi penyembelihan qurban. Dusun ini, lanjut Marwan, lokasinya sangat dekat dengan tanggul lapisan luar, puluhan keluarga pengungsi ada yang bertempat di dusun ini. “Semua warga dusun, juga dusun-dusun lainnya di sekitar tanggul ini, terkena dampak langsung, dan tidak langsung dari luapan Lumpur lapindo yang sudah 3 tahun belum selesai-selesai.” Ujar Marwan. Karena itu, dengan perayaan qurban tahun ini, semoga dapat memacu semangat warga agar terus beribadah dan berjuang menghadapi tantangan kehidupan. (aria)

Jumat, 06 Maret 2009

Tim BSMI Surabaya Tembus Desa Terisolir Banjir di Bojonegoro


BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Bojonegoro (27/02) – Banjir yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro tahun ini memang tidak sebesar tahun lalu, yang mencapai kota, tapi di beberapa desa terdapat jalan desa yang masih tergenang air. Genangan air akibat meluapnya sungai bengawan Solo selama 4 hari ini, masih terdapat di Desa Sekaran, Mulyorejo dan Mulyoagung Kecamatan Balen. Akibat genangan yang tingginya mencapai paha orang dewasa ini, jalan desa yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Balen dengan desa lainnya masih terputus.




Menurut pantauan relawan kemanusiaan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya pada Rabu-Kamis (26-27/02), akses jalan desa menuju 4 RT di Mulyoagung masih tergenang air, dengan ketinggian maksimal 1 meter lebih. Akibatnya 300 KK yang mendiamai 4 RT tersebut, yakni RT 11 sampai RT 14 RW 04 desa Mulyoagung terputus. Relawan BSMI bersama warga Mulyoagung, harus menaiki perahu tradisional untuk mengirimkan bantuannya kepada kurang lebih 1000 warga. “Saat kami datang kesana malam hari, listrik padam, dan mereka membutuhkan bantuan, hingga saat ini bantuan masih terbatas” terang Achmad Zakaria, humas BSMI Surabaya ketika menjumpai warga dalam pengobatan umum yang diadakan BSMI di desa Mulyoagung.


Zakaria menambahkan, banjir tahun ini selain disebabkan oleh meluapnya Bengawan Solo dari arah hulu, juga diakibatkan oleh naiknya curah hujan di Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Balen, hingga 3 hari lalu. “Saat ini, baru pengobatan dan bantuan logistik yang bisa kami berikan kepada mereka” ujarnya. Selain itu, sekitar 70 hektar sawah warga juga dikabarkan rusak akibat banjir tiga hari ini. Menurut salah seorang warga RT 13 RW 04 Mulyoagung, Jamilah (60), warga tidak mengungsi keluar, karena kalau malam listrik padam dan menjaga harta benda mereka. “Sudah empat hari kami menunggu surutnya air, sehingga kami bisa memakai jalan desa untuk keluar desa” ujar Jamilah kepada tim medis BSMI Surabaya yang memberikan pengobatan di RT 13 pada Rabu-Kamis (26-27/02). Jamilah, bersama 60 KK yang ada di RT 13 harus menunggu rumah mereka dalam kondisi gelap gulita akibat aliran listrik padam sejak 4 hari lalu.


Matnur (32) yang rumahnya dipakai sebagai pos kesehatan BSMI mengutarakan, warga sudah terkena penyakit gatal-gatal, penyakit kulit, ISPA, flu dan batuk akibat 4 hari tergenang air. “ Kami yang terisolir jalan desa ini, belum mendapat pengobatan hingga sekarang” keluhnya kepada dokter Syaiful Anwar, relawan medis BSMI sebelum pengobatan dimulai. BSMI sendiri mengirim bantuan obat-obatan dan logistik berupa makanan mie instan dan biskuit senilai 7 juta rupiah beserta 4 dokter, 4 paramedis dan 4 relawan umum.


Sementara itu, pantauan tim BSMI lainnya, beberapa desa lain masih membutuhkan bantuan. Seperti Desa Kedung Bendo di Kecamatan Balen. BSMI melakukan pengoabatan kepada 100 warga disana, kamis (27/02) dari pagi hingga siang, lalu dilanjutkan dengan memberikan bantuan di desa Kenongo perbatasan Bojonegoro – Tuban.

Menurut Humas BSMI Surabaya, Achmad Zakaria, banjir kali ini masih membuat status siaga 2 , terutama di kecamatan Kota dan Kanor. “ Perbedaannya dengan tahun lalu, beberapa desa kini sudah tergenang air secara sporadis” terangnya.


Karena itu, lanjut Zakaria, LSM Kemanusiaan harus bahu-membahu dalam mendistribusikan bantuan, terutama kesehatan dan logistik. “ Hari ini BSMI menggandeng Persatuan Wartawan Bojonegoro PWB mendistribusikan bantuan dan pengobatan di desa Kenongo perbatasan Tuban- Bojonegoro” terangnya. Pemerintah, warga dan LSM diharap bahu-membahu untuk membantu korban banjir Bojonegoro tahun ini.

Selasa, 24 Februari 2009

AMBULANCE BSMI SURABAYA SIAGA DI MEDAN BENCANA

Siaga di Medan Bencana

Bencana datang kembali. Tim tanggap bencana BSMI Surabaya kembali menyiagakan seluruh kekuatan. Termasuk ambulans BSMI. Mobil mercy putih yang bertuliskan ambulans BSMI memang spesialis diterjunkan di medan bencana. Mulai dari Tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta, hingga banjir besar di Jawa Timur awal tahun lalu. Ambulans BSMI membawa relawan medis dan bantuan bagi korban bencana banjir Jawa Timur. Jalanan yang masih tergenang air banjir mulai dari Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik pada Desember 2007-Januari 2008 dilaluinya untuk mengantar tim medis dam bantuan. Jalanan berlumpur akibat banjir besar di Pasuruan dan Situbondo bulan Februari lalu juga dilalui ambulans BSMI Surabaya.

Pernah pada suatu kesempatan, di awal Maret tahun lalu, tim medis dan bantuan BSMI Surabaya harus menyeberangi sungai di daerah Widang Tuban. Ambulans terpaksa berhenti di ujung sungai, sementara dokter dan relawan serta bantuan diangkut melalui perahu sampai ke desa-desa di Widang.

Saat banjir bandang melanda Situbondo, Februari tahun lalu, kendaraan BSMI ini lalu lalang membawa bantuan medis dan makanan dari kecamatan Situbondo kota sampai kecamatan Panarukan. Lebih dari 1000 korban banjir mendapat bantuan yang diangkut oleh mobil BSMI.

Untuk evakuasi, ambulans BSMI Surabaya juga melakukan tugas evakuasi. Korban yang membutuhkan perawatan lanjutan, mendapat pelayanan evakuasi untuk dibawa ke tempat perawatan medis. Alat-alat evakuasi seperti kursi roda, tandu, tempat tidur, oksigen, obat-obatan juga disiapkan didalam ambulans.

Sepertinya medan bencana yang berat, seperti banjir bandang, atau lumpur yang berserakan dijalan, siap diterjang oleh ambulance BSMI. Petugasnya, mulai dari driver, dokter jaga sampai petugas obat kini telah disiagakan untuk hadapi kemungkinan bencana yang datang, khususnya di Jawa Timur.

Selain ambulans, perlengkapan penanggulangan bencana BSMI sudah disiagakan, mulai dari perahu karet, mobil dapur umum, alat evakuasi, logistik dan perlengkapan medis.(zakaria/bsmi-surabaya)

Minggu, 08 Februari 2009

RELAWAN BSMI JADI KORBAN PENIPUAN TARIF DI MESIR

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Relawan Indonesia Jadi Korban Tarif di Mesir
Sriwijaya Post - 31/1/2009 14:33 WIB

KAIRO, SABTU — Para relawan Indonesia yang melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan maupun wartawan yang meliput krisis di Jalur Gaza, Palestina, mulai merasakan dampak nakalnya para sopir taksi di Rafah, Mesir. Para relawan dan wartawan Indonesia ini biasa terlibat mobilitas kerja dengan sarana transportasi di yakni Rafah, kini menjadi pusat kesibukan antarbangsa itu.

Wartawan ANTARA, Sabtu (31/1) dinihari, melaporkan, sejumlah relawan dan wartawan Indonesia mengeluhkan bahwa mereka menjadi korban sopir taksi yang belakangan sering ngemplang harga terhadap warga asing yang berkegiatan di Kairo, El-Arish dan Rafah, perbatasan Mesir-Jalur Gaza.

"Biasanya tarif dari El-Arish ke Kairo hanya 200 atau 250-an ’pound’ (poundsterling Mesir), masa hari ini kami diminta bayar tarif 450 ’pound’," kata dr Basuki Supartono dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), yang pada Jumat (30/1) siang waktu setempat pulang dari Jalur Gaza menuju Kairo.

Kurs 1 "pound" Mesir saat ini berkisar Rp 2.000 hingga Rp 3.000. BSMI adalah salah satu organisasi kemanusiaan yang pada pekan ini kembali mengirimkan relawannya masuk ke Jalur Gaza untuk membantu menangani warga Palestina yang mengalami korban luka di Gaza akibat serangan Israel.

Supartono mengemukakan, setelah sempat bersitegang dengan sopir taksi karena masalah tarif yang membengkak dua kali lipat dari harga umum itu, dirinya terpaksa mengancam untuk membawa kasus itu kepada polisi Mesir. "Setelah saya sampaikan agar lebih baik persoalan itu diselesaikan di kepolisian, ternyata sopir itu takut dan akhirnya minta dibayar harga normal 200 ’pound’," katanya.

Jika Basuki Supartono berhasil lolos dari jerat kemplangan sopir Mesir maka nasib lebih buruk dialami Ir Bedi Abed Abdad, anggota tim teknik dari organisasi relawan Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C) Indonesia. Ketika naik dari Wisma Nusantara—sebuah gedung yang dikelola mahasiswa Indonesia di Kairo dan terletak di pinggiran kota—untuk menuju ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Abdad dipaksa membanyar 50 "pound" dari tarif biasanya yang hanya 20 "pound" dan paling mahal 25 "pound".

"Awalnya harganya sudah disepakati 30 ’pound’, tapi setelah sampai di depan KBRI Kairo, dia (sopir) minta harga 50 ’pound’. Sopir itu tidak mau membuka bagasi sebelum dibayar 50 ’pound’. Itu jelas sudah kelewatan, dugaan saya mereka mulai melihat peluang mendulang rezeki dengan banyaknya kehadiran orang asing yang belum punya gambaran mengenai tarif kendaraan," katanya.

Pengalaman sama juga dialami wartawan Indonesia Firtra Ratory yang bekerja di TV One, yang bahkan membayar hingga lebih dari tiga kali lipat. "Beberapa kali naik taksi dari Kairo-El Arish-Rafah, tarifnya selalu beda-beda," katanya.
Menurut Syamsul dan Fathur, dua staf lokal di KBRI Kairo, cara tidak jujur dari sopir taksi di Mesir itu sering dilakukan kepada warga asing dengan memanfaatkan persoalan bahasa. "Karena (relawan dan wartawan Indonesia) banyak yang tidak paham bahasa Arab, mereka memanfaatkan untuk ngemplang tarif," katanya.

Untuk itu, keduanya meminta agar para relawan dan wartawan Indonesia meminta informasi terlebih dahulu mengenai gambaran harga pada lokasi-lokasi yang hendak dituju. "Setidaknya, akibat kasus-kasus itu semestinya bisa menjadi rujukan bagi tim-tim lainnya yang akan mengemban misi ke Jalur Gaza dan harus melalui pintu masuk Mesir ini," katanya.

sumber : antara

TIM BSMI TAHAP 3 MASUK GAZA

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN
Tim Ketiga KNRP Menuju Gaza

CAIRO – Rombongan Tim Kemanusiaan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) yang terdiri dari tujuh orang dokter, empat asisten medis, dan dua relawan tiba di Cairo, Rabu (4/2) dini hari tiba di Cairo, Mesir untuk kemudian menuju Gaza. Tim KNRP yang terdiri atas sejumlah lembaga kemanusiaan nasional seperti PKPU, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Wahdah Islamiyah, dan Dompet Dhuafa, akan menggantikan tim dokter dan relawan medis yang sudah lebih dari sepekan berada di Gaza. Tim KNRP sebelumnya akan keluar dari Gaza hari Rabu sore ini menuju Cairo dan kemudian kembali ke Jakarta.

Ketua Tim KNRP Suryama M Sastra mengatakan, tim yang baru datang merupakan tim ketiga. Sebelumnya, ketika awal-awal penyerbuan militer Israel ke Jalur Gaza, KNRP mengirim dua orang observer untuk menjajagi berbagai kemungkinan menyalurkan bantuan, baik bahan makanan, obat-obatan, dan peralatan medis lainnya seperti ambulan, kursi roda, dan lainnya. Hingga saat ini KNRP melalui BSMI sudah menyumbangkan tiga unit ambulan. Kemudian juga obat-obatan dan peralatan medis senilai lebih kurang Rp. 10 miliar.

"Tim yang sekarang datang menggantikan mereka yang sudah sepekan bekerja di Gaza," kata Suryama, yang juga anggota Komisi I DPR RI, di Cairo, Rabu (4/2).

Suryama menjelaskan, misi tim KNRP kali ini selain membantu secara medis rumah-rumah sakit di Gaza, juga akan mendirikan rumah sakit lapangan. Hal ini mengingat minimnya fasilitas perawatan kesehatan bagi warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel. Sementara jumlah korban yang memerlukan penanganan intensif demikian banyak.

Saat ini tim KNRP menunggu ijin untuk bisa masuk ke Gaza. Namun imbauan dari otoritas setempat yang mengimbau relawan asing, termasuk dari Indonesia untuk meninggalkan Gaza membuat tim KNRP tertahan untuk masuk ke Gaza.

Tim ketiga KNRP ini menurut rencana akan berada di Gaza selama dua pekan hingga satu bulan. "Kita lihat situasi di lapangan. Rencananya dua minggu sampai satu bulan tim di sana (Gaza)," imbuh Suryama.(Hartono (Media Officer Tim KNRP)

BSMI : Palestina Butuh Bantuan Aplikatif

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Sabtu, 7 Februari 2009 | 20:46 WIB KOmpas

JAKARTA, SABTU - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) mengajak rakyat Indonesia untuk senantiasa mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dukungan dan bantuan yang diberikan dapat berupa materil maupun moril, tetapi bentuknya haruslah aplikatif.

Demikian dikatakan Ketua BSMI, Basuki Supartono, saat konferensi pers kepulangan tim relawan mereka dari Gaza, Palestina, Sabtu (7/2). Basuki, menyatakan pemberian bantuan jangan hanya sekedar kegiatan seremonial saja, namun harus sangat aplikatif seperti pemberian beasiswa untuk anak-anak Palestina.

Basuki juga menghimbau dunia internasional agar membuka perbatasan ke Palestina. "Jika blokade dibuka oleh Israel, maka pembangunan dalam rekontstruksi dan rehabilitasi bisa berjalan lancar." ujar Basuki.

Menurutnya banyak rumah sakit yang tersendat pembangunannya karena kesulitan bahan-bahan bangunan seperti semen dan bata akibat dari blokade selama ini. "Palestina itu bukan negara yang alamnya bisa menghasilkan material-material bangunan seperti semen," katanya saat menjelaskan efek dari blokade yang terjadi.

Terakhir ia juga menyampaikan pesan kepada para wartawan. "Pesan dari teman-teman di sana untuk membantu menginformasikan berita yang sebenar-benarnya" ujarnya.

BSMI Akan Fasilitasi Beasiswa untuk Warga Gaza

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

JAKARTA- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) berjanji akan memfasilitasi warga Gaza-Palestina yang ingin belajar di Indonesia. Beasiswa tersebut adalah untuk dokter dan pekerja medis di rumah sakit untuk kuliah pasca sarjana di Indonesia.

Basuki Supartono, Pimpinan rombongan relawan BSMI ke Gaza, mengatakan tujuan beasiswa tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. “Rumah sakit disana secara teknis medis sudah bagus namun manajemen belum bagus,” katanya. Kini BSMI sedang berusaha mengurus perizinannya ke Indonesia.

Hal ini adalah salah satu program BSMI untuk warga Gaza, dalam rangka menyalurkan bantuan dari masyarakat Indonesia sebanyak Rp 6 miliar per 3 Februari.Selaiin beasiswa, BSMI juga berjanji untuk tetap mensupport perjuangan dan dana Palestina hingga setahun ke depan. “Kami juga akan memberikan dana untuk infrastruktur yang rusak serta melakukan komputerisasi di rumah sakit,” katanya.

Basuki bahkan menegaskan bahwa BSMI akan mengusahakan agar masalah ini dibawa ke Komisi HAM Internasional. “Agar Israel diseret untuk menerima pertanggungjawaban,” katanya. Ia menerangkan hal ini dalam acara konferensi pers yang diadakan di kantor pusat BSMI, dalam rangka mennyambut kepulangan 11 orang relawan BSMI yang terdiri dari bidang medis dan logistik pada Sabtu (7/2).

Selama di Gaza, tim medis BSMI melakukan tugas-tugas kemanusiaan dan pemberian alat-alat medis. Para dokter dari BSMI turut membantu pasien, diantaranya dengan dengan melakukan operasi bedah tulang dan bedah umum di RS Asy Syifa. Selain itu mereka juga melakukan operasi katarak dan terapi avasin di RS Uyun di Gaza serta melakukan terapi kejiwaan di RS Psikiatri di Gaza.

Prita Kusumaningsih, dokter kandungan yang ikut berangkat menjelaskan bahwa persalinan yang biasanya mencapai 30-50 pasien per hari, kini angkanya menurun karena banyak kasus keguguran. Penyebabnya, menurut Prita, adalah karena debu-debu yang terlalu parah serta ketakutan psikis. Selain itu, karena sulitnya akses untuk menuju rumah skit banyak wanita yang melahirkan di camp pengungsian bahkan di tepi jalan.

Dadang Rukanta, dokter ortopedi, menambahkan bahwa terdapat tujuh buah RS Pemerintah di Gaza. Di RS Asy syifa sendiri terdapat enam kamar operasi dan selama lima hari kerja, para dokter dapat melakukan operasi hingga 60-90 kali. “Hebatnya semua gratis dari pemerintah,” katanya.

Sayangnya tim relawan ini harus rela meninggalkan Gaza karena pintu yang menghubungkan Gaza dengan Mesir sudah diblokade. Kepulangan mereka juga berdasarkan himbauan dari KBRI di Mesir, agar relawan Indonesia keluar dari Gaza terhitung mulai Jumat (5/2). Menanggapi hal ini, Basuki menyatakan sikapnya yang mengutuk blokade tersebut. Gencatan senjata, menurutnya, hanya omong kosong belaka jika blokade tidak dibuka. Maka BSMI terus mengimbau kepada dunia internasional agar membuka perbatasan ke Palestina.

“Jika blokade dibuka oleh Israel maka pembangunan dalam rekonstruksi dan rehabilitasi bisa berjalan lancar,” katanya. Menurutnya blokade juga akan mengakibatkan tersendatnya pasokan material dan alat medis. Ia pun mengungkapkan akibat ditutupnya perbatasan, sejumlah rumah sakit di Gaza terbengkalai. Ia mencontohkan rumah sakit bedah di Gaza yang sudah tiga tahun terbengkalai. BSMI juga akan menghimbau agar Israel dihukum sebagai kejahatan perang sebagai agresor ke Gaza Palestina. -C88/ah

sumber : republika.co.id

Perbatasan Mesir Ditutup, Tim BSMI Cari Akses Menuju Gaza

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Tim Kemanusian Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) berupaya untuk mencari akses masuk ke wilayah Gaza tanpa melalui jalur perbatasan Mesir yang langsung menghubungkan ke wilayah Palestina. Hal ini sehubungan dengan dikeluarkannya imbauan Pemerintah Mesir yang menyampaikan bahwa batas waktu terakhir bagi warga asing (delegasi, wartawan, dokter, anggota parlemen, relawan kemanusiaan, dll.) untuk dapat segera meninggalkan Jalur Gaza dan kembali ke Mesir pada tanggal 5 Februari 2009.

"Kalau yang dipintu Mesir itu sudah pasti tanggal 5 sore ditutup, jadi alternatifnya melalui Israel, tapi permasalahannya, kita gak ada hubungan dengan Israel. Kita belum tahu perkembangan selanjutnya. kita masih mempunyai perwakilan BSMI di Kairo, yang baru datang kemarin, tentunya mereka akan mencoba masuk dari pintu lain. Mudah-mudahan ada jalan lain untuk masuk selain pintu Rafah," kata Ketua Umum BSMI dr. Basuki Supartono saat diwawancara radio swasta, di Jakarta, Kamis (5/2).

Menurutnya, akses masuk ke wilayah Gaza ada sekitar 5-6 pintu, namun hanya satu pintu saja yang berbatasan dengan Mesir langsung ke wilayah Palestina. Sehingga setelah tanggal 5 Februari hal ini akan menjadi masalah bagi relawan Indonesia yang akan menyalurkan bantuan, sebab Indonesia tidak mempunyai hubungan bilateral dengan Israel.

"Selama ini kan pintu yang berbatasan dengan Mesir dibuka, sehingga mungkin pihak Israel tidak dapat menguasai secara langsung. Mereka minta pintu itu ditutup, sebetulnya masih boleh bantuan kemanusian, tetapi harus melalui pintu yang langsung masuk dengan Israel," ujar dr. Basuki.

Mengenai bantuan kemanusian yang masih mengantri di Rafah untuk masuk ke wilayah Gaza, Ia menyatakan, dapat dipastikan bantuan dari negara Indonesia, yang terdiri dari obat-obatan dan alat operasi sudah masuk ke wilayah Gaza.

"Minggu lalu kami masuk dengan ambulans, dengan tim medis dan alat operasi sudah masuk semua. Begitu juga bantuan dari depkes sudah terdistribusikan dibeberapa unit dan rumah sakit di Gaza," jelasnya.

Melalui situs resmi Departemen Luar Negeri Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan himbauan kepada seluruh Warga Negara Indonesia yang saat ini berada di Jalur Gaza (Palestina) untuk keluar dari wilayah tersebut guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan mengingat belum kondusifnya situasi di wilayah tersebut.(novel)

sumber : eramuslim.com

Belum Genap Sehari Kepulangan, BSMI Kembali Memberangkatkan Relawan ke Gaza

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

(Jakarta) eramuslim.com.Tim relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali ke tanah air usai melaksanakan tugas kemanusiaan di Gaza, Palestina Selasa (3/1). Relawan BSMI yang kembali ke tanah air adalah dr. Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS, dr. Prita
Kusumaningsih, SpOG dan M. Djazuli Ambari, Msi yang telah berada di Gaza sejak 10 hari yang lalu. Namun kepulangan tiga relawan diantisipasi oleh BSMI dengan mengirimkan kembali relawan tidak kurang dari tujuh jam sejak kedatangan relawan
yang kembali.

Hal itu diakui oleh ketua umum dr. Basuki saat tiba di bandara Soekarno-Hatta pukul 08.15. “Alhamdulillah, kami tiba sampai di tanah air dengan selamat. Namun, kepulangan kami tidak menyurutkan lembaga ini untuk mengirimkan kembali relawan 5 relawan BSMI yang diantaranya yaitu dr. Agoes Kooshartoro, SpPD, (ahli penyakit dalam) dr. Arif Basuki SpOT, (ahli bedah ulang) yang berangkat ke Palestina pukul 15.15,” tutur dr. Basuki. Selain relawan BSMI, juga turut relawan dari KNRP, PKPU, Dompet Dhuafa dan ACT dalam satu rombongan.

Sementara itu, selama di Gaza, relawan BSMI melakukan sejumlah tugas dan dan penyerahan bantuan kemanusiaan di beberapa rumah sakit dan klinik. Menurut dr. Basuki, RS yang bernaung para relawan medis untuk memberikan perawatan dan pertolongan seperti di RS Sl-Shifa, RS Uyun dan RS Psikiatri/Jiwa di Gaza. “Sebagai lembaga kemanusiaan yang selalu memberikan perhatian kepada keselamatan jiwa, relawan BSMI sangat gembira bisa membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban keganasan Israel,” tutur dr. Basuki yang juga sebagai ketua umum BSMI.

Selain memberikan pertolongan medis kepada pasien, BSMI juga menyerahkan sejumlah bantuan medis. Diantaranya bantuan sejumlah obat-obatan dan perangkat medis dan operasi senilai Rp 500 juta untuk RS Al-Shifa yang sudah diterima oleh pejabat
administrasi RS setempat. Sebuah klinik terdekat di Gaza tidak luput dari BSMI untuk diberikan bantuan medis.

Saat ini, lanjut dr. Basuki, masih ada relawan BSMI yang masih di Gaza untuk melakukan sejumlah tugas kemanusiaan. Saat ini sejumlah relawan medis yang masih memberikan perawatan membantu pasien yang sedang memerlukan pertolongan.

Diantaranya adalah dr. Jamaluddin, SpM, mengoperasi pasien katarak di RS Uyun dan dr. Fuady Yatim, SpKJ di RS Psikiatri di Gaza. Sedangakan dr. Adang Sudrajat, dr. Dadang Rukanta, SpOT dan dr. Kiagus Erick, SpAn turut memberikan perawatan kepada pasien di RS Al-Shifa. (bsmi)

Tim Relawan BSMI di Gaza Kembali Ke Tanah Air

BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Jakarta - Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali ke tanah air usai melaksanakan misi kemanusiaan selama di Gaza Sabtu (7/2). Kepulangan relawan yang terdiri dari bidang medis dan logistik ini menyusul himbauan dari KBRI di Mesir agar ralawan medis Indonesia keluar dari Gaza terhitung mulai Jumat (5/2). Namun, empat relawan BSMI masih ada yang bertahan di Raffah, Mesir menunggu perkembangan di Gaza terkait meneruskan pengiriman bantuan-bantuan ke Gaza. Sedangkan sumbangan masyarakat yang terkumpul BSMI per 3 Februari adalah 6 milyar rupiah.

Pengiriman tim relawan ke Gaza dilakukan secara kontinu sejak perang berlangsung agresi militer Israel. Pertama, BSMI mengirimkan relawan bersama tim Depkes 1 Janauri sebanyak dua ahli medis ke Palestina. Kemudian BSMI kembali mengirimkan relawan sebayak 18 ahli medis dan logistik ke Gaza. Selain itu juga, BSMI mengirimkan kembali untuk ketiga kalinya relawan medis ke Jalur Gaza.

Selama di Gaza, tim medis BSMI melakukan tugas-tugas kemanusiaan dan pemberian alat-alat medis, diantaranya menyerahkan bantuan alat-alat medis. Relawan BSMI terdiri dari dr. Basuki Supartono, dr. Adang Sudrajat, dr. Dadang Rukanta, dr. Kiagus Erick, dr. Jamaluddin, dr. Prita Kusumaningsih, dr, Fuady Yatim, dr Sahudi, M. Djazuli dan M. Rudi turut membantu para pasien. Diantaranya dengan melakukan operasi bedah tulang dan bedah umum di RS Asy Syifa, operasi katarak dan terapi avasin di RS Uyun di Gaza, serta melakukan terapi kejiwaan di RS Psikiatri di Gaza.

Menurut dr. Basuki Supartono, selama di Gaza, BSMI menemukan bukti-bukti kekerasan Israel, diantaranya penggunaan bom fosfor putih yang telah dilarang oleh PBB. Bukti-bukti ini ditemukan pada sejumlah pasien yang sebagian besar adalah warga sipil yang mengalami luka bakar pada kulit hingga tulang. Bukti-bukti lainnya adalah tempat-tempat ibadah, baik masjid maupun gereja, yang hancur, juga mobil ambulans yang ringsek akibat dibom Israel.
Kualitas manajemen di RS di sekitar Gaza dibantu oleh BSMI sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Selain itu. sistem komputerisasi di RS perlu ada perbaikan-perbaikan sehingga data-data tersimpan dengan baik. Sistem keperawatan untuk menolong korban-korban di RS sekitar Gaza juga tidak berjalan maksimal sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan.

“BSMI terus mengimbau kepada dunia internasional agar membuka perbatasan ke Palestina. Jika blokade di buka oleh Israel, maka pembangunan dalam rekonstruksi dan rehabilitasi bisa berjalan lancar” ujar dr. Basuki Supartono. Menurutnya, rencana pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi akan kesulitan jika terus diblokade oleh Israel. Hal itu akan mengakibatkan tersendatnya pasokan material dan alat medis ke RS yang akan dibangun.

dr. Basuki mengungkapkan, akibat ditutupnya perbatasan, sejumlah rumah sakit di Gaza terbengkalai. Ia mencontohkan rumah sakit bedah di Gaza yang sudah tiga tahun terbengkalai akibat tidak adanya pasokan bahan bangunan dan alat-alat medis. BSMI juga akan menghimbau kepada Komnas HAM Internasional agar Israel dihukum sebagai kejahatan perang saat menjadi agresor ke Gaza Palestina. (dian)

sumber : bsmipusat.net

VIDEO BSMI DI BANJIR BOJONEGORO 2009 (1)

VIDEO BSMI DI BANJIR BOJONEGORO 2009 (2)

PEDULI BANJIR BOJONEGORO

PEDULI BANJIR BOJONEGORO

PEDULI BANJIR BOJONEGORO 2

PEDULI BANJIR BOJONEGORO 2

BSMI JUGA PEDULI BANJIR PASURUAN JANUARI 2009

BSMI JUGA PEDULI BANJIR PASURUAN JANUARI 2009
SALURKAN BANTUAN MELALUI REKENING BSMI Bank Muamalat Indonesia: 701 005 2115 (an. Bulan Sabit Merah Indonesia). BSMI KIRIM TIM MEDIS UNTUK KORBAN BANJIR PASURUAN 29 JANUARI 2009

BSMI SURABAYA PEDULI PALESTINA

BSMI SURABAYA PEDULI PALESTINA

BSMI Berangkat ke Gaza

Get the Flash Player to see this player.
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Kamis (1/1) mengirimkan tim medis, dana kemanusiaan dan obat-obatan ke Palestina.

BSMI sendiri mengirimkan 2 dokter ahli ke Palestina, yang bertugas membantu korban sipil Palestina yang mengalami luka-luka akibat serangan biadab Israel.

Ketua Umum BSMI dr. Basuki Supartono menyatakan, tim BSMI berangkat ke Palestina merupakan delegasi dari pemerintah.

Tim BSMI akan membawa dana kemanusian, obat-obatan vitas seperti antibiotik, anti tetanus, antinyeri dan obat ortopedi untuk trauma perang. Obat-obatan itu untuk kondisi darurat.

Selain itu dr. Basuki menyatakan, pihaknya telah mengumpulkan dana kemanusian sebanyak Rp 350  juta. Dana itu akan langsung diserahkan kepada korban warga Palestina ataupun untuk keperluan medis.

| Rep/Kam: Alam | Penulis: Syarif | VO:Maya | Editor Video:Uche |

DERITA KEMANUSIAAN DI PALESTINA 2009

BSMI DI SELURUH INDONESIA

Blokade Ekonomi di Gaza 2006-2008

DERITA RAKYAT GAZA AKIBAT BLOKADE ISRAEL

Tahun 2006 : Pangabdian Tim BSMI Ke Lebanon

Tahun 2006 : Pengabdian Tim BSMI ke Lebanon (2)

Tahun 2006 : Pengabdian Tim BSMI ke Lebanon (3-Habis)