JEMBER RADAR JEMBER - Seorang dokter asal Jember dr HM. Dwi Koryanto SpBS, akan berangkat ke Jalur Gaza, Palestina. Dokter yang tinggal di Patrang ini bergabung dengan 27 dokter lain dan tim medis dari Departemen Kesehatan (Depkes) dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
"Saya direkomendasi untuk bergabung dengan tim medis Depkes - BSMI. Tim ini adalah delegasi resmi pemerintah Indonesia yang diberangkatkan Depkes," ujarnya saat ditemui Erje di kediamannya sebelum bertolak ke Jakarta kemarin (23/1).
Dia menjelaskan, sebagai Non Government Organization (NGO) di bidang kesehatan, peran BSMI sudah diakui Depkes. Karena itu, ketika Depkes membutuhkan tim medis, BSMI digandeng untuk menggalang SDM. "Misi tim ini adalah misi kemanusiaan," tegasnya.
Menurut dia, tim yang akan berangkat ini merupakan tim kedua. Tim pertama sudah berangkat lebih dulu. Tim pendahulu itu bertugas menghimpun segala informasi dan akses penyaluran bantuan ke Gaza. "Saat ini tim pertama sudah tiba di Indonesia. Tim kedua ini berangkat dengan dasar informasi yang diperoleh tim pertama," tuturnya.
Di dalam tim medis gelombang dua ini, Dwi menjelaskan, ada banyak dokter dan tenaga supporting system medis. Misalnya, ada dokter spesialis bedah, spesialis bedah saraf, spesialis bedah tulang, spesialis anestesi, staf logistik, dan sebagainya.
Tim yang rencananya akan diberangkatkan dari Jakarta Ahad besok dari Jakarta, kata dia, akan masuk ke Jalur Gaza melalui Mesir. Sedianya tim akan bertugas di Jalur Gaza selama dua pekan. Di Jalur Gaza, tim medis asal Indonesia ini akan bergabung dengan tim kemanusiaan internasional.
Tentang penempatan tim kesehatan asal Indonesia, dokter spesialis bedah saraf ini mengaku belum tahu. Namun, biasanya merujuk pada fasilitas dan keahlian yang ada. Misalnya, dokter spesialis bedah tulang atau anestesi akan bertugas di rumah sakit. Sedangkan dokter umum bisa bertugas di klinik-klinik.
Di bagian lain, Rumah Infak dan Zakat Indonesia (RIZKI) yang melakukan penggalangan dana kemanusiaan untuk rakyat Palestina, sudah menyalurkan sebagian dananya. Sebagian dana yang telah dihimpun sudah ditukar dalam mata uang dolar sebanyak USD 2.500 atau sekitar Rp 28,5 juta.
Dana USD 2.500 itu disalurkan melalui dr Dwi Koryanto, yang juga salah seorang Pembina RIZKI, yang akan berangkat ke Palestina. "Sebagian dana donatur kami salurkan melalui Dokter Dwi sebagai relawan BSMI. Dana kami tukar ke mata uang dolar agar penggunaannya lebih mudah. Selama ini BSMI juga bergabung di KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, Red)," papar Ismed Sanditama, direktur RIZKI, usai menyerahkan dana itu ke dr Dwi. (har)
sumber : jawapos.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar