
BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN
Laporan Perjalanan dr. Basuki Supartono (Bag 2)
Sabtu, 3 Januari 2009. Usai melaksanakan sholat malam, Tim BSMI di wawancarai oleh Radio Elshinta Jakarta dan RRI. Kedua media elektronik tersebut menanyakan seputar keadaan tim relawan Indonesia di Amman. Tim relawan Indonesia memang kesulitan akses masuk ke Gaza . Kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditempuh yaitu agar bantuan obat-obatan dari pemerintah diserahkan saja di Amman , Jordan , tidak mesti diantar langsung ke Gaza . Pertimbangan yang lain adalah membangun RS lapangan dekat perbatasan Raffah.
Setelah sarapan pagi, Kedutaan Besar RI untuk Palestina dan relawan Indonesia diterima oleh Menteri Kesehatan Palestina dan disertai penyerahan bantuan kemanusiaan dari Indonesia . Bantuan tersebut diantaranya adalah 2 ton obat-obatan dan uang 200 ribu US $. Rencananya, bantuan itu akan diantar melalui pihak swasta yaitu Yordania Hashemite Charity milik Raja Abdullah yang terbukti bisa menyerahkan bantuan ke Gaza.
Menurut Menteri Kesehatan Palestina, sampai saat ini terdapat 2400 korban luka, 300 orang diantaranya severe injury. Sebagian pasien tersebut ditangani di rumah sakit Gaza yang berjumlah 3 rumah sakit tapi mempunyai SDM, infrastruktur dan logistik yang sangat terbatas dan tidak memadai. Sekitar 90 pasien berhasil dirujuk ke rumah sakit di luar Gaza melalui Raffah yang diantaranya dikirim ke Jordan .
Kemudian Tim BSMI beserta relawan mengecek langsung gudang milik Yayasan Yordania Hashemite Charity Organization yang akan membawa bantuan dari Indonesia ke Gaza . Rute yang akan ditempuh melalui daerah Ramallah, West Bank, Yerusalem dan kemudia menuju Gaza . Setalah itu, Tim BSMI mengunjungi pasien korban Palestina yang sedang dirawat di RS Queen Military Yordan yang berjumlah 8 orang yang sebagian besar pasien ortopaedi (bedah tulang) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar