
BSMI SURABAYA PEDULI KEMANUSIAAN

Catatan Perjalanan dr. Basuki Supartono (Bag 4)
KAMIS, 8 JANUARI
Relawan Indonesia hari ini akan mempersiapkan diri untuk menuju Gaza melalui perbatasan Raffah. Namun sebelumnya, rombongan harus mendapatkan surat jalan untuk mengantarkan barang bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pada pukul 10.00 waktu setempat, relawan mendatangi kantor Bulan Sabit Merah Mesir. Untuk mendapatkan surat jalan tersebut ada kemudahan karena di dalam rombongan Indonesia terdapat tim medis dari satu lembaga Bulan Sabit Merah dari Indonesia.
Setelah mendapatkan surat jalan, rombongan mulai bergegas berangkat yang diperkirakan akan menempuh kurang lebih 500 km menuju Gaza. Sejak diberlakukannya status darurat militer disebabkan terbunuhnya Anwar Sadat, presiden Mesir terdahulu, perjalanan memakan waktu yang lama. Ini disebabkan selama perjalanan harus melalui beberapa check point (pemeriksaan resmi) oleh petugas perbatasan.
Check point yang harus dilalui oleh rombongan Indonesia sebanyak 8 kali. Semakin mendekati perbatasan Raffah, pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas perbatasan semakin ketat. Hal itu semakin memperbanyak waktu yang dibutuhkan ke Raffah karena mereka sangat teliti memeriksa relawan dan barang bantuan yang dibawa.
Sementara itu, saat meninggalkan kota Kairo dan melalui daerah Iskandariyah yang subur, pemeriksaan yang cukup ketat terjadi di atas jembatan Suez yang menghubungkan benua Asia dan Afrika. Usai istirahat untuk menyantap makan siang, rombongan meneruskan perjalanan pukul 17.00 dengan menelusuri kegelapan malam. Semakin mendekati Raffah, maka semakin ketat pula pemeriksaan oleh pertugas check point.
Akhirnya, rombongan dari Indonesia tiba di pintu pertama perbatasan. Semula pintu itu sudah ditutup, namun berkat kelihaian negoisasi, rombongan diperbolehkan memasuki perbatasan. Para petugas memeriksa kelengkapan paspor dan menghitung jumlah orang untuk menyesuaikan dari dokumen perjalanan yang diberikan oleh wakil relawan. Sekitar pukul 21.00 iring-iringan rombongan telah memasuki perbatasan. Namun sayang, para relawan tidak bisa melihat dari kejauhan dengan jelas kawasan Gaza telah yang menjadi daerah operasi militer Israel karena “ditelan” kegelapan malam.
Beberapa truk dan dua mobil ambulans diperbolehkan memasuki perbatasan setelah diperiksa cukup lama oleh petugas. Kendaraan itu masuk dengan melalui dua jalur pintu yang sedang dijaga oleh tentara-tentara Mesir. Sekilas terdengar suara raungan pesawat Israel yang cukup lama tapi tidak terlihat meski lagit tidak berawan.
Penyerahan bantuan diberikan kepada perwakilan Palestina dan juga disaksikan oleh Bulan Sabit Merah Mesir. Setelah perjalanan yang begitu lelah dan cukup menyita stamina dan konsentrasi, para relawan istirahat dan melaksanakan sholat maghrib dan Isya di jamak qashar secara berjamaah. Teriring doa dan harap kepada Allah SWT, semoga apa yang kita berikan kepada rakyat Palestina mendapatkan pahala yang berganda. Serta Allah SWT selalu melindungi dan menolong warga Palestina dari penjajahan Israel. Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar